Usia di Bawah 45 Tahun Boleh Beraktivitas, tapi Juga Rentan Covid

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selama ini ada anggapan orang berusia muda 'lebih kebal' terhadap virus corona baru alias Covid-19 ketimbang para lanjut usia. Namun, menurut riset yang ditulis para peneliti dari Universitas Rutgers, Amerika Serikat, hal tersebut tidak benar.

Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan di Rutgers itu, yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Pediatrics, pekan lalu, anak-anak, remaja, dan orang berusia muda juga memiliki risiko besar terkena komplikasi parah akibat Covid-19.

“Pendapat yang menyatakan bahwa Covid-19 tak berbahaya bagi kaum muda salah," kata rekan penulis studi, Lawrence C. Kleinman, profesor di Sekolah Kedokteran Rutgers Robert Wood Johnson. Kleinman menambahkan, anak-anak cenderung akan jatuh sakit jika memiliki kondisi kronis lainnya, termasuk obesitas. “Penting untuk dicatat bahwa anak-anak tanpa penyakit kronis pun berisiko. Orang tua harus menganggap serius virus ini."

Penelitian tersebut diikuti 48 anak-anak dan orang dewasa muda -dari bayi baru lahir hingga usia 21 tahun, yang dirawat di unit perawatan intensif anak (PICU) di Amerika Serikat dan Kanada untuk Covid-19 pada Maret dan April 2020.

Lebih dari 80 persen dari peserta penelitian ini memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti obesitas, diabetes, kejang, atau penyakit paru-paru kronis. Sebanyak 40 persen peserta bergantung pada dukungan teknologi medis karena memiliki kelainan genetik. Lebih dari 20 persen peserta mengalami kegagalan dua atau lebih sistem organ karena Covid-19, dan hampir 40 persen peserta membutuhkan tabung oksigen dan ventilator untuk pernapasan.

Pada akhir masa tindak lanjut, hampir 33 persen anak-anak masih dirawat di rumah sakit karena Covid-19, dengan tiga orang masih memerlukan dukungan ventilator dan satu bertahan untuk hidup. Dua dari anak-anak itu, tiga pekan kemudian, meninggal.

"Studi ini memberikan pemahaman dasar tentang beban penyakit awal Covid-19 pada anak-anak," kata Hariprem Rajasekhar, dokter di PICU yang terlibat dalam penelitian di Departemen Pediatri Sekolah Kedokteran Robert Wood Johnson. Rajasekhar mengatakan temuan ini mengkonfirmasi bahwa virus corona jenis baru, yang muncul pada akhir 2019 dan sudah tersebar luas pada Maret lalu, juga berbahaya bagi anak-anak dan orang berusia muda.

Meski hasilnya menunjukkan bahwa kemungkinan besar anak-anak rentan terhadap serangan Covid-19, para peneliti mengatakan tetap 'berhati-hati' dalam membaca data dari rumah sakit untuk anak-anak yang diteliti. Apalagi angka kematian untuk pasien PICU hanya 4,2 persen dibandingkan dengan tingkat kematian hingga 62 persen di antara orang dewasa yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Selain itu, kasus kegagalan pernapasan pasien PICU lebih rendah.

Kleinman mencatat bahwa dokter di daerah metropolitan New York menemukan sindrom yang berkaitan dengan kasus baru Covid-19 pada anak-anak. "Meski pengumpulan data untuk penelitian ini telah berakhir, kami tetap bekerja sama dengan rekan-rekan di seluruh negeri untuk mencoba memahami komplikasi yang lebih parah," kata dia. Ada kekhawatiran komplikasi itu meluas, seperti gagal jantung dan penyakit Kawasaki, kondisi yang disebut sindrom inflamasi multi-sistem pediatrik.

FIRMAN ATMAKUSUMA | SCIENCEDAILY | RUTGERS UNIVERSITY

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."