Nilai Penting selama Belajar dari Rumah ala Najelaa Shihab

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Najelaa Shihab. Instagram.com/@najelaashihab

Najelaa Shihab. Instagram.com/@najelaashihab

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Kebijakan belajar dari rumah yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama pandemi virus corona dijalani dengan sejumlah adaptasi yang berdampak baik pada anak, guru, dan orang tua. Hal itu pun dicermati oleh Pendiri Semua Murid Semua Guru, Najelaa Shihab.

Kebaikan itu antara lain anak kian memahami cara memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin sebagai sumber belajar via digital. Tercipta pula pola pendidikan yang memperhatikan kebutuhan psikologis maupun kesehatan anak beserta orang tua yang selama ini jarang muncul bisa terlibat.

"Keterlibatan orang tua sebagai mitra yang positif dan membantu proses belajar anak di rumah, kita sama-sama berharap hal itu bisa bertahan seusai wabah," ucap Najelaa dalam diskusi yang digelar di Kanal YouTube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertema "Belajar Bukan Hanya di Sekolah" pada Rabu, 6 Mei 2020.

Di sisi lain, praktik penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar juga mengandung beberapa risiko. Contohnya, banyak materi pelajaran yang tersedia dalam bentuk digital, namun tidak semua siswa dapat memiliki akses koneksi internet dengan baik dan tak semua memiliki pemahaman teknologi yang sama alias gap teknologi.

Sementara itu, dari segi ouput atau hasil pada anak, guru jangan sampai ketergantungan agar anak  jadi lebih mandiri selama belajar online ini. Tetaplah menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan kompetisi secara utuh. Dukungan orang tua juga berperan penting.

"Orang tua perlu belajar terus bagaimana memberikan feedback baik pada anak, menumbuhkan disiplin. Selalu percaya dengan inovasi yang dimunculkan baik dari guru dan orang tua, ada lesson learned yang bisa kita pelajari. Walau penyesuaian lama, tapi jangan sampai ada yang tertinggal," sarannya.

Menurut Najelaa Shihab, pendidikan sejatinya lebih menekankan pada kreativitas kemandirian, refleksi, dan kompetensi secara utuh. Sementara teknologi sebagai alat untuk mewujudkan tujuan tersebut. Ia mengharapkan adopsinya semakin baik dan meyakini teknologi bisa menjadi tools atau alat yang adaptif.

"Kebayang, dari terpaksa (belajar dari rumah via online) jadi biasa, sebab jadi budaya baru itu butuh waktu. Orang yang percaya perubahan itu penting dan semua bersedia jadi pemimpin perubahan, maka akan bisa melakukan inovasi dan praktik dan inovasi baik," pungkas perempuan berusia 43 tahun itu.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."