4 Saran Ahli Epidemologi Supaya Wabah Corona Tak Kian Parah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Virus Corona (123rf.com)

Ilustrasi Virus Corona (123rf.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Wabah corona di Indonesia kini telah menginfeksi 1.414 orang. Sebanyak 122 orang meninggal karena virus corona dan 75 sembuh.

Dalam tempo kurang dari satu bulan, jumlah korban virus corona mencapai lebih dari seribu orang. Bagaimana supaya penyebaran virus ini tidak semakin masif dan kondisi kesehatan masyarakat bisa pulih kembali? Apakah karantina wilayah yang diterapkan saat ini sudah cukup untuk menghambat persebaran virus corona?

Executive Director Clinical Epidemiology and Evidence Based Medicine FKUI - RSCM, Tifauzia Tyassuma mengatakan masih ada harapan untuk menghentikan persebaran virus corona saat ini. Pertama, adalah karantina wilayah.

"Kalau lockdown total untuk Indonesia sudah tidak mungkin, yang benar saat ini adalah lockdown wilayah," kata Tifauzia pada Jumat, 27 Maret 2020. Dua daerah yang harus di lockdown adalah daerah yang masih steril dan daerah yang termasuk zona merah seperti Jakarta.

Kedua, persiapan kondisi kesehatan masyarakat dan negara. Menurut Tifauzia, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus mengantisipasi kekacauan sosial dan ekonomi sebagai dampak wabah corona. Sebab berdasarkan sejumlah prediksi dan analisa kesehatan, wabah virus corona baru atau COVID-19 ini akan berlangsung lama.

Persebaran virus corona di Indonesia, menurut Tifauzia, masih sampai satu tahun ke depan. "Dan perlu diantisipasi dampak ekonomi maupun sosial yang bakal terjadi sejak dini," ucap dia. "Kejadian saat ini baru awal. Saya prediksi 50 hari ke depan bisa sampai 1,2 juta pasien."

Ketiga, rumah isolasi di daerah. Tifauzia Tyassuma menyarankan pemerintah daerah menyediakan rumah isolasi untuk menampung Orang Dalam Pemantauan atau ODP, Pasien Dalam Pengawasan atau PDP, dan pasien corona. Rumah isolasi ini bisa berupa asrama, hotel, atau kompleks perumahan yang kosong.

Keempat, bagi masyarakat harus benar-benar menerapkan physical distancing seperti imbauan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Tifauzia Tyassuma menjelaskan ini adalah aktivitas dasar untuk menjaga diri supaya tidak terjangkit dan menularkan kepada orang lain. "Sebab pada dasarnya setiap orang bisa jadi orang dalam pemantauan atau ODP," kata dia.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."