Tiga Kunci Agar Kuning Telur Rebus Tidak Terlalu Matang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi telur rebus (Pixabay.com)

Ilustrasi telur rebus (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Telur rebus salah satu hidangan favorit saat sarapan. Selain mudah disiapkan dan disantapnya, kaya pula akan gizi.

Mengutip laman Sehatq, satu butir telur rebus atau 50 gram terdapat nutrisi sebanyak 77 kalori, 0,6 gram karbohidrat, 5,3 gram lemak, 212 mg kolesterol, 6,3 gram protein, 6 persen vitamin A, 15 persen vitamin B2, 9 persen vitamin B12 hingga 7 persen vitamin B5.

Untuk menyantap nikmatnya telur rebus, ada sejumlah kesalahan yang harus dihindari agar kuningnya tidak matang atau justru terlalu matang sehingga muncul warna abu-abu, pecah, serta sulit dikupas. 

"Tidak peduli gaya atau tekniknya, penting untuk menggunakan tingkat panas yang tepat dan memahami hasil akhir yang Anda inginkan," kata Koki mitra dari Egg Shop, Nick Korbee, seperti dikutip HuffPost, pertengahan Maret 2020.

Sebenarnya ada banyak variasi merebus telur, beberapa koki meletakkan telur di air dingin dan mendidih, ada juga yang menempatkan telur setelah air mendidih. Selain soal rebusan, hal kedua yang harus diperhatikan adalah pengaturan waktu rebusan. Dibutuhkan waktu antara 10-12 menit dalam air mendidih untuk telur yang ditempatkan di air dingin, sementara 8,5-13 menit untuk telur yang ditempatkan dalam air panas.

Tips ketiga yang disepakati para koki adalah bahwa merendam telur rebus dalam air es sangat penting untuk mencegahnya termasak lebih lanjut. Jika terlalu matang, muncul cincin abu-abu hijau di sekitar kuning telur.

Penulis buku masak Eggs on Top: Recipes Elevated by an Egg dan penata makanan Andrea Slonecker membagikan metode yang ia coba saat menulis buku.

"Yang harus Anda lakukan adalah mendidihkan air, lalu atur api kompor (agar air tidak bergejolak), masukkan telur Anda, dan masak selama 12-13 menit tergantung pada berapa banyak telur yang Anda masak dalam panci," kata Slonecker kepada HuffPost.

Semakin banyak telur yang Anda tambahkan ke air, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu. Slonecker menghindari menambahkan telur ke dalam air yang mendidih dan bergejolak karena telur akan saling bertabrakan dan sisi panci.

Selain itu, ia juga memilih menggunakan telur suhu kamar, bukan telur dari kulkas, untuk mencegah goncangan telur dingin saat bertemu air panas dan telur yang pecah-pecah sebelum selesai direbus.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."