Jaga Daya Tahan Tubuh, Ahli: Minum Suplemen Bukan Cara Terbaik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi suplemen/vitamin. Shutterstock

Ilustrasi suplemen/vitamin. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Semakin langkanya pasokan hand sanitizer dan disinfektan membuat masyarakat di seluruh dunia berinovasi dalam melindungi diri dari virus corona. Salah satu cara yang marak dilakukan adalah menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi suplemen makanan dan vitamin.

Sejumlah suplemen makanan kesehatan kini menjadi incaran karena dianggap bisa meningkatkan imunitas dan menjaga tubuh dari virus. Padahal sejumlah pakar kesehatan menyatakan itu bukan cara terbaik untuk menjauhkan diri dari penularan virus corona baru atau Covid-19.

"Lebih penting sering mencuci tangan daripada hanya mengkonsumsi suplemen," kata Direktur Nutrition and Weight Management Center di Boston Medical Center, Caroline Apovian, sebagaimana dilansir The Insider. Menurut Caroline, beberapa suplemen yang beredar di pasar terlalu mahal dan tidak memberikan dampak signifikan bagi kesehatan.

Kendati banyak klaim yang menyebutkan suplemen dapat meningkatkan daya tahan tubuh, Caroline mengatakan, belum ada bukti konkret yang menunjukkan evektifitas kerjanya. Malah konsumsi suplemen yang melebihi dosis bisa berbahaya bagi kesehatan.

Caroline menambahkan, sebanyak apa pun suplemen dan vitamin yang dikonsumsi, orang bisa tetap terpapar virus corona jika melakukan kontak langsung dengan penderita Covid-19. Meski orang tersebut tak menunjukkan gejala sakit, kata dia, ada potensi seseorang yang terpapar virus akan menjadi carrier dan berpotensi menulari orang lainnya.

Namun bukan berarti mengkonsumsi suplemen dan vitamin salah. Caroline mengatakan beberapa kasus menunjukkan bahwa zinc dan vitamin C dapat membantu mempersingkat durasi pilek. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh memerlukan vitamin D untuk melawan virus yang telah masuk ke dalam tubuh.

Caroline menyebutkan vitamin D dapat diperoleh secara alami melalui sinar matahari. Selain itu, vitamin ini bisa ditemukan di beberapa makanan, seperti ikan salmon, tuna, telur, keju, dan jamur. "Saya selalu berpikir mengkonsumsi multivitamin merupakan ide yang baik. Itu tidak akan mencegah virus corona, tapi saya pikir itu ide yang bagus untuk memastikan Anda memiliki tingkat nutrisi yang cukup," ujar dia.

Ilustrasi flu -sakit (pixabay.com)

Mengkonsumsi makanan bergizi memang sangat disarankan ketika dunia menghadapi serangan wabah. Caroline pun mengatakan tak ada pantangan untuk mengkonsumsi makanan cepat saji asalkan tak berlebihan, terutama yang memiliki riwayat diabetes dan gangguan metabolisme. "Karena virus corona adalah penyakit pernapasan, kerusakan paru-paru karena rokok akan meningkat ketika terinfeksi," ujar dia.

Tak cukup dengan rajin cuci tangan dan makan makanan bergizi, menjaga daya tahan tubuh juga bisa dilakukan dengan tidur yang cukup, mencegah stres, dan berolahraga. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur, stres, dan kurang berolahraga bisa menyebabkan gangguan pada organ tubuh, sehingga menurunkan kemampuan sel dalam melawan infeksi virus.

Di sisi lain, Rosanna Perretta, dokter dari Urgent Care of New York, mengatakan masyarakat perlu meningkatkan kekebalan tubuhnya sebelum merasakan gejala terserang virus. Hal paling utama yang perlu dilakukan ialah mengoptimalkan perolehan vitamin D melalui sinar matahari dan makanan yang kaya vitamin, termasuk vitamin C. Ia juga menyarankan agar masyarakat menumbuhkan antibodi alami melalui probiotik. "Dorong kekebalan tubuh dengan mineral seperti zinc," kata dia, dilansir CBS New York.

Rosanna menambahkan, penelitian membuktikan bahwa vitamin C dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain lewat suplemen, vitamin C banyak terdapat pada sayur brokoli, jambu biji, dan jeruk. Jahe juga dinilai ampuh sebagai antioksidan dan penguat daya tahan tubuh alami. "Meskipun tidak bisa menyembuhkan secara instan, langkah-langkah ini dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."