Punk Kebaikan, Tema Makeup Lady Gaga di Video Stupid Love

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Penampilan Lady Gaga di video klip lagu Stupid Love. Instagram.com/@ladygaga

Penampilan Lady Gaga di video klip lagu Stupid Love. Instagram.com/@ladygaga

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tampilan Lady Gaga di lagu Stupid Love dalam album LG6 sangat memikat perhatian. Dalam video klip yang berlokasi di gurun itu, Lady Gaga tampil kontras dalam busana dan riasan serba pink.

Selain bando dan kacamata yang dirancang desainer aksesori Rinaldy Yunardi, tema riasan Gaga tak bisa dilewatkan begitu saja. Bisa dibilang ini tampilan riasan yang feminin, segar, dan dinamis untuk seorang Lady Gaga. Ia menggandeng makeup artist Sarah Tanno untuk meriasnya sesuai konsep video klip.

"Aku tidak pernah benar-benar menggunakan warna pop yang sangat cerah sebelumnya," kata ia seperti dikutip dari laman Harper's Bazaar.

“Ketika saya mencoba mencari tema tampilan untuk video musik baru Gaga, saya terinspirasi oleh musiknya. Pertanyaan penting yang selalu saya ajukan kepada Gaga adalah, bagaimana perasaan Anda? Ia ingin merasa kuat. Ia ingin memancarkan 'Punk Kebaikan', seseorang yang berjuang untuk kebaikan dan memimpin dengan cinta."

Jika Anda menelusuri Instagram Lady Gaga baru-baru ini, Anda mungkin memperhatikan obsesi barunya terhadap semua hal yang berwarna pink. Dimulai dengan warna cat rambut, kemudian peluncuran lipstik krayon Hot Rod dari Haus Laboratories milik Lady Gaga.

Kedua hal itu turut mempengaruhi Sarah Tanno dipadu sentuhan kebaikan yang diinginkan Lady Gaga. Sarah tak bekerja sendirian, ia dibantu oleh Phyllis Cohen dari Face Lace yang membuat penampilan Gaga tampak khas.

“Saya datang dengan ide ini untuk menciptakan 'Kindness Armor'. Sesuatu yang mengekspresikan mencintai diri, menerima diri, dan pembawa kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Hal itulah yang merupakan identitas dari Haus Laboratories," tukas Sarah Tanno.

Para makeup artist selalu berusaha untuk melewati karya sebelumnya."Di lagu Born This Way, ia memiliki  tampilan pipi prostetik. Jadi saya pikir, apa hal khusus yang bisa saya buat untuknya? Armor ini secara alami datang dalam berbagai warna pink metalik," jelas Tanno.

"Aku ingin potongan-potongan itu bergerak di wajahnya saat ia bernyanyi dan menari. Itu sebabnya aku tidak bisa membuatnya dari logam asli. Ini lebih seperti kecanggihan riasan prostetik."

Selama pembuatan video klip, semua tim tinggal di gurun, kisah Sarah Tanno. Melihat dari lokasi gurun yang panas dan beberapa kali pengambilan gambar untuk satu adegan, Sarah mengungkapkan kekagumannya pada ketahanan Matte Lip Crayon warna Hot Rod yang dipulaskan ke bibir penyanyi 33 tahun itu.

"Sebagai seorang seniman yang terbiasa mengerjakan set seperti ini, luar biasanya saya tidak perlu menyentuh Hot Rod sepanjang hari. Bibir itu tetap menyala," komentar Sarah Tanno.

"Itu adalah sesuatu yang saya andalkan dan sangat penting. Ketika ia (Lady Gaga) melakukan tarian intensitas tinggi, saya tidak perlu berlari menganggu dan menghentikannya hanya untuk memperbaiki riasan," jelas ia.

Hal itu juga berlaku pada eyeliner cair Haus Labs yang inovatif. "Saya juga ingin membuat tampilan dinamis dengan eyeliner bersayap yang tajam dan jelas lewat pengaplikasian Liquid Eye-Lie-Ner favorit saya sepanjang masa," katanya. "Ini adalah tips yang saya gunakan untuk menggambar dan menciptakan semua penampilan artistik Lady Gaga dan para penarinya."

Setiap penari dalam video itu memakai riasan Haus Labs, tetapi jangan berharap Lady Gaga akan merilis 'kindness armor' dalam waktu dekat.

"Kami hanya ingin Anda membuat versi makeup Anda sendiri. Salah satu bagian favorit saya saat berkreasi adalah melihat respons apa yang muncul dari penggemar," pungkas Tanno. "Itu adalah bagian yang sangat berharga dari pekerjaanku untuk melihat sejauh mana dampaknya."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."