Lulusan ITB Ini Bisnis Wadah Makanan dari Pelepah Buah Pinang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Co-founder dan Product Design Plepah Almira Fikrani saat ditemui di Ruang & Tempo Jakarta Barat, Kamis 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Co-founder dan Product Design Plepah Almira Fikrani saat ditemui di Ruang & Tempo Jakarta Barat, Kamis 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Awal mula Almira Fikrani geluti bisnis wadah dari buah pinang berkat hobi traveling. Saat mengunjungi India pada 2018, ia menemukan bahwa hampir semua tempat makan di sana menggunakan wadah dari buah pinang yang ramah lingkungan dan bisa terurai.

"Selain itu masyarakat India juga banyak memakai wadah dari pelepah pinang menjadi wadah kegiatan religius. Jujur kaget sih mengingat saya menemukan di negara yang setahu aku, kan kurang bersih, ya," kata Almira saat ditemui di Jakarta, Kamis 20 Februari 2020.

Kemudian Almira bersama tim tertarik melakukan sesuatu yang terinspirasi dari buah pinang di Indonesia. Tim yang terdiri dari Rengkuh Banyu dan Alam Makarim ini akhirnya bisa mendapatkan informasi kalau di Jambi terdapat lahan buah pinang yang bisa berpeluang untuk kerja sama.

"Proyek kami berada di desa, tepat di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit. Untuk mencapai desa ini, dibutuhkan 2,5 jam dengan mobil dari pusat kota, Jambi," ucapnya.

Tak lama kemudian pada 2019, terbentuk startup Plepah untuk mengurangi limbah kemasan sekali pakai di Indonesia. 

Contoh produk Plepah yang ditunjukkan Co-founder dan Product Design Plepah Almira Fikrani saat ditemui di Ruang & Tempo Jakarta Barat, Kamis 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

"Dari puluhan pekerja yang kita ajak kerja sama juga terdapat perempuan yang kebanyakan ibu rumah tangga untuk membantu proses produksi dari awal proses pembersihan pelepah buah pinang hingga sampai proses packing. Justru mereka detail sekali dalam melakukan proses quality check apakah produk tersebut layak jual atau tidak," tukas perempuan 30 tahun ini.

Meski dari pelepah pinang, Almira tak main-main dengan produk inovasinya. Ia memanfaatkan teknologi mumpuni dalam pembuatan produk. Satu item produk dibanderol seharga Rp 2.000. Jenis produk Plepah terdiri dari berbagai macam mulai piring, mangkuk, dan wadah kudapan.

"Jadi meski secara kualitas produk ini sama, bisa masuk microwave dan tahan air. Kelebihannya lagi mampu terdegradasi di tanah selama 60 hari. Produk lain tidak segampang itu terdegradasi. Bisa dipakai dua sampai tiga kali untuk makanan kering atau kudapan. Produk ini juga bebas bakteri," cerita alumnus Magister Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Meski belum familiar di masyarakat, namun ia dan tim terbantu dengan banyak pihak, khususnya pelaku industri yang berkomitmen sustainable yang merujuk pada ramah lingkungan. "Selama ini banyak dari acara pernikahan, event, dan juga beberapa rumah makan yang tertarik menggunakan wadah ini," ungkap Almira bersemangat.

Isu produk yang ramah lingkungan memang menjadi fokus utama Almira dalam berbisnis. Ia pun terus memperkarya diri dengan pengetahuan untuk masyarakat.

"Beberapa tahun terakhir ini, saya fokus untuk menciptakan produk yang lebih berkelanjutan. Saya juga bergabung dengan beberapa program yang didasarkan pada pengembangan berbasis masyarakat dan desain sosial," pungkas Almira. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."