Irish Bella Hamil Lagi, Ini Saran Dokter untuk Waktu yang Tepat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Irish Bella dan Ammar Zoni saat menjalankan ibadah umrah (Instagram @_irishbella)

Irish Bella dan Ammar Zoni saat menjalankan ibadah umrah (Instagram @_irishbella)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kabar bahagia tengah menghampiri Irish Bella. Pesinetron 23 tahun ini hamil lagi setelah empat bulan mengalami kematian bayi kembarnya. 

Kabar kehamilannya dibagikan melalui video di saluran YouTube mereka pada Rabu, 12 Februari 2020. Di video itu terlihat Irish berbisik kepada Ammar dan mengatakan bahwa dia akan segera jadi ayah.

"Kamu akan jadi ayah. Kamu akan jadi ayah. Aku hamil," kata perempuan asal Cirebon itu.

Bicara risiko kematian bayi diperkirakan sekitar 1 persen kehamilan berakhir dengan bayi meninggal di dalam kandungan setelah usia di atas 20 minggu. Kehilangan kehamilan ini sering merupakan peristiwa acak karena masalah plasenta, kelainan kromosom, atau komplikasi lainnya seperti yang pernah dialami Irish Bella pada Oktober 2019.

Kematian bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni itu terjadi di saat usia kandungan sudah 26 minggu. Hal itu karena Mirror Syndrom yang menyebabkan bayi kembar mereka mengalami twin to twin transfusion syndrome. Artinya, pembuluh darah kedua janin itu berhubungan sehingga salah satu janin mengalirkan darah ke janin lainnya.

Menurut spesialis Kedokteran Maternal-Fetal Rob Atlas dari Mercy Medical Center, dikutip Parents.com, banyak wanita ingin hamil lagi setelah kehilangan, dengan cepat. Namun, pasangan harus menunggu saat yang tepat. 

Alasannya, perempuan yang pernah mengalami kematian bayi di dalam kandungan punya  komplikasi persalinan yang perlu diwaspadai, terutama jika mereka hamil lagi dengan cepat.

"Kami menyebutnya kehamilan jangka pendek. Pasien yang hamil cepat setelah kehilangan, biasanya dalam waktu 6 bulan, berisiko lebih tinggi mengalami prematur," katanya. "Ini biasanya terkait dengan pasien yang mengalami kehilangan bayi setelah 20 minggu."

Lara Friel, dokter kandungan dan kebidanan di Division of Maternal-Fetal Medicine di University of Texas Health Science Center diHouston/McGovern Medical School mengatakan interval antar-kehamilan yang pendek telah ditemukan dikaitkan dengan sejumlah hasil berbahaya bagi ibu dan anak, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur. kelahiran, berat badan lahir rendah hinggapreeklampsia.

"Wanita yang berusaha hamil lagi dengan cepat juga berisiko tinggi mengalami anemia."

Ia menyarankan wanita memberikan waktu untuk pemulihan fisik dan mental sebelum mencoba hamil lagi, dan menjelaskan, "Setiap kehamilan membutuhkan banyak sumber daya - zat besi, asam folat, kalsium - yang perlu dipulihkan sebelum kehamilan berikutnya. Dianjurkan bahwa wanita terus mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari," pungkasnya.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."