5 Pertanyaan yang Harus Dihindari pada Ibu Baru Melahirkan, Bayinya Kok Menangis Terus?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bayi. Unsplash.com/Jonathan Borba

Ilustrasi bayi. Unsplash.com/Jonathan Borba

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat teman atau saudara yang baru melahirkan, Anda tentu ingin mengunjungi mereka sebagai bentuk perhatian. Namun, yang jarang disadari banyak orang, ada beberapa ucapan kelahiran bayi yang sebaiknya tidak Anda utarakan kepada seorang ibu baru. Hal ini tentu demi menjaga perasaannya.

Ibu baru tak hanya membutuhkan kekuatan fisik, namun juga mental, untuk mengimbangi pola tidur bayi di awal-awal kehidupannya. Bayi yang baru lahir biasanya membutuhkan total waktu tidur sebanyak 8-9 jam, tapi ia harus bangun beberapa jam sekali untuk disusui.

Belum lagi, kebanyakan bayi masih akan membuat orang tua begadang setidaknya hingga ia menginjak usia 3 bulan. Tak heran, jika hal-hal kecil seperti perkataan Anda bisa membuat para ibu baru sakit hati.

Banyak hal yang menuntut untuk cepat ditangani saat menjadi ibu baru. Mulai dari menyusui bayi sesuai jadwal, cucian kotor yang menumpuk, hingga bayi yang sering menangis bisa membuat ibu baru rawan stres.

Agar kunjungan Anda justru tidak menambah beban pikiran pada ibu baru tersebut, Anda sebaiknya memerhatikan ucapan kelahiran bayi yang akan Anda utarakan.

Berikut empat hal yang sebaiknya tidak Anda katakan pada ibu baru

1. Kenapa tidak melahirkan lewat persalinan normal?

Di Indonesia, melahirkan lewat operasi caesar kadang dianggap sebagai proses yang ‘kurang keibuan’ dibanding melahirkan lewat vagina atau dikenal sebagai persalinan normal.

Padahal, ada ibu hamil yang memang tidak memiliki pilihan selain melahirkan lewat operasi caesar, terutama menimbang faktor keselamatan bayi.

Ada ibu yang memang berencana melahirkan melalui operasi caesar. Ada pula yang ibu yang sudah berjuang mengeluarkan bayi lewat vagina, tapi akhirnya harus beralih ke operasi caesar, bahkan harus melalui fase emergency, atau bahkan kritis terlebih dahulu. 

Sebisa mungkin, hindari memberi ucapan kelahiran bayi seputar proses persalinan. Lagipula, melahirkan lewat vagina atau operasi tidak mengurangi esensi sebagai seorang ibu.

2. Bayinya kok tidak disusui langsung?

Air susu ibu atau ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi, tapi tidak semua ibu merasakan kemewahan untuk bisa menyusui langsung. Kadang kala memberi susu formula adalah pilihan yang tak terhindarkan dan ibu baru tidak berhak disalahkan atas pilihannya tersebut.

Ucapan kelahiran bayi yang mirip dengan ini, yakni menanyakan sampai kapan bayi akan disusui secara langsung. Para ahli memang menyarankan bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dan disambung hingga usianya 2 tahun, tapi setiap ibu memiliki pertimbangannya sendiri untuk menyusui bayi lebih singkat atau lebih lama dari itu.

3. Kok masih gendut?

Percayalah, membahas berat badan adalah ucapan kelahiran bayi yang paling tidak ingin didengar oleh wanita manapun. Rata-rata ibu hamil mengalami kenaikan berat badan 11-15 kg, namun ada juga yang lebih sedikit atau bahkan lebih banyak.

Masalahnya, berat badan ibu tidak serta-merta turun ketika bayi sudah lahir. Tidak jarang pula ada ibu yang berat badannya tidak kunjung kembali ke angka sebelum hamil dan ini bisa membuat ibu frustrasi.

4. Bayinya kok menangis terus?

Ucapan kelahiran ini bisa diartikan sebagai ‘ibunya kok tidak bisa mengurus bayi?’ oleh ibu baru. Tangisan bayi bisa berarti macam-macam dan tidak semuanya dapat dimengerti oleh ibu, tapi itu adalah hal yang lumrah. 

Daripada mempertanyakan mengapa bayinya terus menangis, Anda lebih baik memberi solusi. Misalnya, tawarkan bantuan untuk menggendongnya sementara agar si ibu bisa beristirahat.

5. Kapan tambah anak lagi?

Setelah menjalani 9 bulan kehamilan plus kesibukan mengurus bayi bayu lahir, ucapan kelahiran bayi seperti ini sangat tidak berempati. Jangan menambah beban pikiran orang tua baru yang mungkin hanya memikirkan kapan ia bisa beristirahat dengan kewajiban mengulang proses yang baru saja ia jalani.

Sebagian orang mungkin tidak masalah ketika membahas lima ucapan kelahiran di atas. Namun, bila Anda ragu untuk mengangkat topik obrolan tersebut dalam kunjungan Anda saat menengok bayi, sebaiknya jangan dilakukan. Masih banyak topik lain yang bisa dibicarakan. Bila Anda mati gaya, cukup katakan “selamat atas kelahirannya, ya.”

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."