Ria Irawan Meninggal Karena Kanker, 5 Hal Ini Kerap Diabaikan Wanita

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ria Irawan. Instagram

Ria Irawan. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris Ria Irawan meninggal pada Senin pagi, 6 Januari 2020. Kabar duka ini pertama kali datang dari sutradara Ernest Prakasa lewat akun Twitter-nya.

"Baru dapat kabar dari Mbak Dewi Irawan, Mbak Ria Irawan tersayang sudah berpulang. Selamat jalan Mbak Ria yang baik, sampai jumpa lagi," tulis Ernest Prakasa.

Ria Irawan meninggal di usia 50 tahun setelah melawan penyakit kanker kelenjar getah bening stadium empat. Sebelumnya, Ria Irawan pernah divonis menderita kanker endometrium pada 2014.

Ia dinyatakan sembuh setelah menjalani berbagai pengobatan, seperti kemoterapi dan radiasi. Tiga tahun berselang, sel kanker dalam tubuhnya aktif kembali dan penyakit itu kambuh.

Ria Irawan harus bolak-balik ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani pengobatan. Terakhir ia dirawat pada September 2019.

Berbicara mengenai kanker pada wanita, ada beberapa di antara kita yang berasumsi memiliki risiko kanker yang rendah karena tidak ada riwayat keluarga berpenyakit kanker, menurut hasil survei yang dilakukan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).

Mantan Presiden ACOG Douglas W. Laube, MD, mengatakan bahwa hasil survei tersebut sangat mengkhawatirkan karena banyak wanita yang tidak memilki pengetahuan tentang kanker.

Selain itu, adalah beberapa hal yang jarang diketahui wanita soal kanker seperti berikut.

1. Kanker dapat terjadi, meskipun tidak ada riwayat genetik kanker

Dua dari tiga wanita tidak tahu bahwa sebagian besar kanker pada wanita terjadi kepada mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit kanker dalam keluarga. Menurut American Cancer Society, hanya sekitar 5-10% kanker payudara terjadi karena keturunan genetika keluarga.

2. Memakai kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko kanker ovarium, uterus, dan kolorektal

Sayangnya, penggunaan pil KB masih sangat minim di tengah masyarakat. Padahal, pil KB dapat menurunkan risiko kanker pada wanita, seperti kanker payudara.

3. Mengabaikan tindakan pencegahan kanker

Hanya 50% wanita yang disurvei menganggap mereka melakukan cukup pencegahan terhadap risiko kanker pada wanita. Sedangkan, 10% wanita tidak pernah melakukan apa pun untuk mencegah risiko kanker selama 1 tahun terakhir.

4. Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Hampir 1 dari 3 wanita (20%) melaporkan bahwa mereka tidak pernah diminta penyedia layanan kesehatan untuk tes pap smear atau mammogram secara berkala.

5. Mengabaikan pemeriksaan kesehatan dan pencegahan kanker

Sekitar sepertiga wanita menyebutkan kurangnya asuransi kesehatan atau masalah finansial sebagai alasan mereka tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Para ahli juga menyimpulkan bahwa potensi terbesar menurunkan kematian karena kanker datang dari upaya untuk meningkatkan screening dan akses ke layanan kesehatan preventif, terutama untuk wanita tanpa asuransi.

ANTARA | SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."