Medina Zein Akui Konsumsi Obat Bipolar, Ini 2 Jenis Pengobatannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Tersangka penyalahgunaan narkoba yang juga artis dan pengusaha Medina Zein dihadirkan dalam rilis penyalahgunaan narkotika di Dit Resnaroba Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.  ANTARA/Galih Pradipta

Tersangka penyalahgunaan narkoba yang juga artis dan pengusaha Medina Zein dihadirkan dalam rilis penyalahgunaan narkotika di Dit Resnaroba Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020. ANTARA/Galih Pradipta

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Medina Zein mengaku mengidap gangguan bipolar  sejak tahun 2016. Pengusaha yang ditangkap karena kasus narkoba itu mengatakan bahwa gangguan mental itu merupakan genetik atau turunan.

"Jadi memang sebelumnya ibu saya juga terkena bipolar," ujar Medina di kantor Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jumat, 3 Januari 2020.

Medina Zein berujar mengkonsumsi obat-obatan untuk pengidap bipolar atas izin dokter. Obatnya itu diduga membuat ia positif narkoba saat melakukan tes urine.

"Itu memang narkoba golongan apa saya tidak paham, nanti boleh datang ke dokter yang bersangkutan yang menangani saya, itu yang membuat positif juga, tetapi itu karena obat saya, obat bipolar," ujar Medina.

Melansir laman Sehatq, gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi yang menampilkan perubahan ekstrem pada suasana hati dan naik turunnya energi serta tingkat aktivitas yang membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit. Gangguan ini dulunya lebih dikenal sebagai depresi manik, yang merupakan penyakit mental serius.

Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan bipolar akan merusak hubungan sosial, jenjang karier, dan pendidikan penderitanya. Dalam beberapa kasus, gangguan ini bahkan dapat menyebabkan bunuh diri.

Perawatan bipolar bertujuan untuk mengurangi frekuensi manik dan episode-episode depresi agar mereka dapat menjalani hidup yang relatif normal dan produktif. Perawatan bipolar menggabungkan beberapa kombinasi terapi, termasuk obat-obatan dan intervensi fisik serta psikologis.

1. Perawatan dengan obat-obatan

Perawatan gangguan bipolar dapat dilakukan dengan mengkonsumsi lithium carbonate, yang merupakan obat jangka panjang, untuk mengobati episode depresi jangka panjang dan mania/hipomania. Lithium biasanya dikonsumsi selama setidaknya enam bulan.

2. Psikoterapi, CBT, dan rawat inap

Psikoterapi dapat membantu mengatasi gejala gangguan pada penderita bipolar. Jika penderita bisa mengidentifikasi dan mengenali beberapa pemicu utama, mereka akan mampu mengurangi efek sekunder dari kondisi tersebut. Ini dapat membantu mereka dalam mempertahankan hubungan positif di rumah dan di tempat kerja.

Sementara CBT adalah terapi perilaku kognitif yang berfokus pada individu dan keluarga. Terapi ini dapat mencegah gejala-gejala kambuh.

Rawat inap gangguan bipolar jarang dilakukan sekarang. Namun rawat inap sementara dapat disarankan jika ada risiko pasien untuk melukai dirinya sendiri atau orang lain.

M. YUSUF MANURUNG | SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."