Koleksi Infreenity dari Hijup Terbuat dari 92 Persen Serat Alami

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Koleksi Hijup bertajuk Infreenity kolaborasi dengan Tencel dari Lenzing Group yang dirilis di Jakarta, Rabu 11 Desember 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Koleksi Hijup bertajuk Infreenity kolaborasi dengan Tencel dari Lenzing Group yang dirilis di Jakarta, Rabu 11 Desember 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Semakin banyak bermunculan para pelaku fashion yang berkomitmen merawat lingkungan dalam proses produksinya. Salah satu di antaranya adalah e-commerce fashion muslim Hijup dengan meluncurkan koleksi Infreenity.

Koleksi terbaru ini merupakan kolaborasi dengan Lenzing Group menggunakan bahan tencel, serat alami yang ramah lingkungan. Infreenity menjadi rangkaian produk basic sebagai wujud kepedulian lingkungan dalam mendukung pengurangan limbah industri tekstil. Mengingat industri tekstil menjadi penyumbang limbah tekstil terbesar, setelah industri minyak.

Berkaca dari fakta tersebut, CEO dan Founder Hijup Diajeng Lestari ingin mulai melakukan perubahan besar melalui langkah kecil, salah satunya dengan pilihan dasar yang kita kenakan sehari-hari.

Komposisi bahan koleksi Infreenity terdiri dari 92 persen serat alami dan 8 persen spandex. Bahan serat alami dari Tencel, terbuat dari bahan alami yang dapat didaur ulang sehingga ramah terhadap lingkungan.

Kelebihan bahan alami ini memiliki fitur thermal regulator yang membuat kain dapat menyesuaikan diri dengan suhu tubuh pemakainya sehingga kain nyaman dipakai, terasa adem, dan lembut di kulit sehingga nyaman dikenakan sehari-hari.

CEO dan Founder Hijup Diajeng Lestari, Marketing & Branding Lenzing Southeast Asia Mariam Tania, dan Andini Miranda Komunitas Zero Waste Indonesia saat konferensi pers peluncuran Infreenity di Jakarta, Rabu 11 Desember 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

"Di indonesia bisa dibilang cuacanya cukup panas, kalau sudah pakai kerudung dobel pakai inner bikin semakin panas. Salah satu produk yang diluncurkan ini lebih adem karena menyerap panas dan keringat. Fungsi thermal regulation ini menyesuaikan kondisi suhu, kalau panas jadi mendingikan, sementara dingin bisa menghangatkan," ucap Diajeng saat ditemui di Jakarta, Rabu 11 Desember 2019.

Diajeng mengatakan dirinya tak hanya menjawab perkembangan tren retail, tetapi juga permintaan konsumen akan produk modis juga nyaman. "Kolaborasi kali ini telah melewati berbagai proses produksi yang sustainable dan transparan, jadi tidak sekadar stylish atau modis ada tanggung jawab secara etical juga," imbuh Diajeng.

Senada dengan Diajeng, Marketing & Branding Lenzing Southeast Asia Mariam Tania mengatakan industri fashion di Indonesia potensial untuk mewujudkan sustainable fashion atau fashion berkelanjutan.

"Kami memiliki misi untuk menjadikan industri tekstil dan nonwoven lebih ramah lingkungan dengan memperluas kolaborasi bersama banyak pihak dengan misi sejalan," tandas Mariam.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."