12 Cara Melindungi Anak dari Bahaya Polusi Udara

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Pelajar menggunakan masker saat polusi udara melanda Bangkok, Thailand, 30 Januari 2019. Sebanyak 437 sekolah di Bangkok terpaksa diliburkan karena polusi udara yang memburuk. REUTERS

Pelajar menggunakan masker saat polusi udara melanda Bangkok, Thailand, 30 Januari 2019. Sebanyak 437 sekolah di Bangkok terpaksa diliburkan karena polusi udara yang memburuk. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaPolusi udara menjadi penyebab utama untuk beberapa penyakit pernapasan serta kardiovaskular. Orang dewasa maupun anak-anak tidak bisa lepas dari bahaya penyakit tersebut. Terlebih lagi, anak-anak memiliki tingkat pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.

Mengutip laman Times of India, orang dewasa menarik napas antara 12 dan 18 kali per menit, anak berusia tiga tahun membutuhkan 20 hingga 30 napas per menit. Sementara itu, bayi baru lahir sebanyak 30 hingga 40 kali per menit.

Oleh karena itu, anak-anak menghirup polusi udara dua hingga tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa.

“Organ-organ vital dalam tubuh kita termasuk paru-paru berkembang selama masa kanak-kanak, sehingga membuat anak-anak sangat rentan terhadap penyakit jangka pendek seperti asma dan penyakit seumur hidup seperti pengurangan volume paru-paru,” kata Dr. Maninder Singh Daliwal, Direktur asosiasi pediatrik Medanta di The Medicity.

Polusi udara juga berdampak buruk pada perkembangan saraf dan kemampuan kognitif. Bagi anak-anak yang telah terpapar polusi udara tingkat tinggi berisiko lebih besar terkena penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Polusi juga bisa meningkatkan risiko kanker pada anak-anak.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini mengutip laman Times of India

1. Jangan merokok.

2. Hindari munculnya polusi udara dalam ruangan, seperti partikel dari lilin dan dupa hingga parfum yang kuat.

3. Gas dan partikel dilepaskan saat memasak bisa berbahaya, jika dapur tidak memiliki ventilasi yang baik.

4. Jangan pakai karpet karena rentan menyimpan debu dan sulit dibersihkan.

5. Hindari dulu pemakaian vacuum cleaner.

6. Pastikan tempat sampah di rumah tertutup untuk menghindari datangnya hama dan serangga.

7. Menambahkan tanaman hypoallergenic di rumah Anda seperti bunga lili perdamaian, spathiphyllum, janet craig, palem bambu, dan dracaena fragans bisa membantu membersihkan udara.

8. Gunakan pembersih udara atau air purifier di rumah, terutama saat tidur di malam hari dan di dalam mobil saat bepergian.

9. Konsumsi makanan yang sehat dan kaya akan anti-oksidan untuk melawan stres oksidatif dari polusi udara.

10. Hindari mengecat rumah karena cat mengandung bahan kimia beracun, seperti formaldehida

11. Hindari beraktivitas di pagi atau sore hari karena tingkat polusi udara sedang memuncak pada jam-jam ini.

12. Pasien berisiko tinggi dapat menggunakan masker N-95.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."