Psikolog: Ada Kaitan Self-Love Berlebihan dengan Depresi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan sedih

Ilustrasi perempuan sedih

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Cara kita memaknai self-love adalah mencintai diri sendiri seutuhnya. Seperti apa bentuknya? Menurut psikolog Felicia Maukar self-love hakikatnya bukan hanya saat individu memberi reward atau apresiasi kepada diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih. Self-love juga termasuk menerima segala kekurangan diri.

"Self-love itu termasuk bagaimana individu tersebut dapat menerima kekurangan yang ia miliki dan tetap mencintai dirinya. Merasa berharga untuk diri sendiri, baru kemudian ia bisa mencintai dan menghargai orang lain" ucap Felicia saat ditemui usai acara peluncuran program Soul Dewi di Jakarta, Rabu 7 November 2019.

Dengan self-love, kita bisa mendapatkan kepercayaan diri penuh, membentuk citra positif hingga menghadang komentar negatif. Meski beragam manfaat yang didapat dari self-love, perlu juga mewaspadai jika Anda terlalu berlebihan mencintai diri sendiri. Sebab efeknya lebih berbahaya ke diri sendiri.

Founder dan Co-Founder Soul Dewi; Dewi Leona Kauw dan Felicia Maukar menjelaskan pentingnya pemahaman self love dalam kehidupan sehari-hari, di Jakarta, Rabu 6 November 2019 di Jakarta (TEMPO: Foto: Ecka Pramita)

"Kalau terlalu obsesi sama diri sendiri kita jadi fokus hanya pada keuntungan diri sendiri, menganggap orang lain tak punya pengaruh apa-apa. Sebab, ia akan lebih memikirkan perasaannya sendiri dibanding perasaan orang lain," jelas Felicia.

Kalau seseorang sudah terlalu cinta sama diri sendiri berlebihan bisa berujung pada kesehatan mental.

Efek self-love sendiri akan fatal bagi kesehatan mental karena seseorang jadi mudah depresi. Yaitu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.

"Sakitnya itu seperti sakit-sakit yang kayaknya dia sudah tereliminasi dari dunia ini sebagai sesuatu yang tidak berkontribusi dan bermanfaat," pungkas Felicia.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."