Tips Ahli Gizi Agar Anak Terhindar dari Stunting

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anak yang mengalami susah makan harus diberi perhatian lebih agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Kekurangan gizi bisa menyebabkan anak kerdil atau stunting.

Hal itu diungkapkan ahli gizi dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Rahmania. “Dengan gizi terpenuhi maka bisa mencegah atau terhindar dari kekerdilan. Kekerdilan sendiri adalah ketika anak di usia 0 – 5 tahun gagal tumbuh maksimal atau kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya," ujar Rahmania di Pontianak, Selasa, 5 November 2019.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang bisa dilakukan antara lain variasi untuk makanan, sayur dicampur dengan bahan makanan lainnya, bentuk dan warna makanan yang menarik serta termasuk alat makan untuk menghidangkan makanan agar anak ikut tertarik untuk makan.

"Perlu diperhatikan juga dan selama ini kita tidak memperhatikan bahwa anak itu banyak meniru orang tua. Sehingga orang tua juga harus memberikan contoh yang baik. Buah hati akan ikut makan orang tua misalnya seperti waktu makan bersama," tutur ia.

Secara umum ia menilai pola makan yang sehat merupakan satu kunci yang dapat mencegah kekerdilan pada anak.

"Untuk mencegah kekerdilan pola makan yang sehat satu di antara solusinya. Umumnya untuk masyarakat luas Indonesia punya pedoman yang namanya piring makanku dan tumpeng gizi. Di situ diberikan contoh secara visual, dalam sehari seberapa banyak yang harus dikonsumsi, juga persentase satu zat gizi terhadap yang lain," Rahmania menjelaskan.

Menurut ia, banyak ibu muda yang percaya ilmu atau informasi yang dibagikan di media sosial. Kadang informasi tersebut tidak disertai penelitian. "Akan tetapi karena dibagikan oleh akun yang terkenal banyak percaya. Jadi, pola yang diterapkan juga memang kurang tepat," imbuh Rahmania.

Ia menambahkan kasus kekerdilan tidak semestinya soal mapan atau tidaknya orang tua si anak. Kadang juga kepada persoalan pola asuh. Jika orang tua yang mapan sibuk dengan pekerjaannya dan si anak dijaga nenek atau menggunakan jasa asisten rumah tangga atau lainnya.

"Belum lagi ada anak suka ngemil dan karena ngemil ia kenyang. Ia ngemil tadi dari sisi kebutuhan gizi tidak mencukupi. Orang tua menyuruh makan yang sehat ia sudah kenyang. Nah, itu yang perlu juga diperhatikan," tandas Rahmania.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."