Hijab Berlapis Ketinggalan Zaman, Ini Gaya Hijab yang Digemari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mila Novita

google-image
Ilustrasi busana muslim/fashion hijab/jilbab. Shutterstock.com

Ilustrasi busana muslim/fashion hijab/jilbab. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hijab masa kini tak lagi disusun bertumpuk-tumpuk bak kue lapis, namun lebih sederhana dan ringan karena mengutamakan kenyamanan. Hijab berlapis seperti yang pernah tren di masa lalu dinilai menyusahkan pemakainya untuk berwudhu dan tampak berlebihan. 

Perancang busana Lisa Fitria, hijab dengan gaya seperti itu sudah kuno dan ditinggalkan. "Selain susah untuk wudhu juga terlihat berlebihan. Sekarang lebih simple dan mengutamakan kenyamanan dalam memakainya," kata Lisa, Sabtu, 2 November 2019. 

Hijab segi empat atau pasmina yang kebanyakan dikenakan para muslimah masa kini hanya memerlukan satu jarum pentul saja. Beberapa orang terkadang menambahkan satu bros untuk memperindah tampilan mereka.

Dalam kesempatan berbeda, perancang busana Ria Miranda juga pernah mengatakan hijab segi empat sederhana cenderung tak membuat wajah terlihat bulat.

Bahan hijab yang dipilih kebanyakan ringan seperti voal, karena tidak mengganggu pengguna mendengar (walau telinga tertutup hijab) dan bisa dibentuk ke berbagai bentuk wajah.

"Ringan dan enggak bikin budek, serta mudah dibentuk ke muka apa saja. Warna-warna tanah dan pastel digemari, jadi tren sekarang," tutur Lisa.

Bahan serupa juga bisa dipilih para pengguna cadar atau niqab seperti yang dikenakan muslimah di Pakistan atau kawasan Timur Tengah. Warna niqab sendiri saat ini juga mengikuti tren, salah satunya pastel menurut Diana Nurliana, pemilik lini busana muslim, Taqiya.

Lisa mengatakan, hijab model sederhana ini cocok untuk berbagai busana, kasual hingga formal termasuk seragam kerja para Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Justru desain seragamnya yang mesti harus diubah konsepnya. Seragam ASN terlalu formal," kata dia.

Menurut dia, seragam ASN model PDL atau PDH sudah tak zaman dan sebaiknya bisa mengusung konsep casual tanpa mengurangi makna spirit seragam itu.

"Usulan modelnya seperti seragam Trans TV atau Net TV. Konsep seragamnya membuat karyawan bangga memakainya, modis dan stylish tanpa mengurangi keprofesionalan dalam bekerja," ujar Lisa.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."