Masker Beras Berkhasiat Mengatasi Kulit Kusam dan Kering

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi masker wajah. beautifullearth.com

Ilustrasi masker wajah. beautifullearth.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selain sebagai makanan pokok sehari-hari, penggunaan beras untuk perawatan kecantikan kulit wajah sudah dilakukan sejak lama oleh wanita Indonesia. Beras untuk kecantikan biasanya dijadikan “bedak dingin” oleh para tetua kita dahulu.

Berdasarkan keterangan resmi Sariayu yang diterima Cantika diungkapkan bahwa hasil penelitian terhadap beras putih dan beras merah menunjukkan bahwa kedua jenis beras tersebut mengandung vitamin, mineral, serat dan antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit.

Sebagai salah satu brand lokal, Sariayu berkomitmen memanfaatkan bahan-bahan alami di dalam rangkaian produk kecantikan kulit, salah satunya Masker Beras Series yang terdiri dari masker beras putih dan masker beras merah.

Kandungan beras putih, pati bengkoang dan AHA dalam masker beras putih Sariayu dapat membantu mencerahkan kulit serta ekstrak selasih dan minyak lemon yang menyegarkan dan mengangkat sel kulit mati.

Sariayu Masker Beras Series. Foto: dok. Sariayu

Sementara kandungan beras merah, madu, ekstrak temu giring dan penthenol pada masker beras merah Sariayu diyakini menjaga kelembapan kulit wajah serta ekstrak kemuning yang bisa membantu merawat kekencangan kulit.

Masker Sariayu Beras Series ini dapat digunakan oleh wajah berkulit kering dan kusam. Cara pemakaiannya pun mudah. Pertama, bersihkan wajah dengan pembersih dan penyegar Sariayu yang sesuai dengan jenis kulit wajah.

Kedua, campurkan masker dengan air bersih sampai berbentuk pasta. Lalu, ulaskan ke seluruh bagian wajah dan diamkan selama 10-15 menit hingga mengering. Yang terakhir, bilas dengan air hangat. Untuk hasil yang maksimal dapat digunakan satu minggu sekali.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."