Belajar dari Kasus Sulli, Pahami Tanda-Tanda Ingin Bunuh Diri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dunia hiburan Negeri Ginseng kembali berduka dengan meninggalnya aktris dan mantan anggota grup perempuan Korea Selatan f(x), Sulli, di rumahnya pada Senin 14 Oktober 2019 lalu. Berbagai sumber menyebutkan wanita bernama asli Choi Jin Ri ini mengalami depresi, sebelum akhirnya memutuskan bunuh diri.

Banyak orang yang tidak bisa mudah ditebak apakah ia memiliki potensi melakukan bunuh diri, sebab secara fisik memang tidak langsung tampak. Hal itu dikatakan oleh Psikolog Anisa Cahya Ningrum saat dihubungi Tempo, Selasa 15 Oktober 2019.

"Hal ini memang tidak mudah diketahui, namun biasanya mereka tidak melakukannya secara mendadak. Yang namanya rencana, berarti memang direncanakan. Jadi ada proses mencari tahu cara-cara yang pas dan sesuai untuk dirinya lalu menyusun rencana kapan hal itu bisa dilakukan," jelas Psikolog lulusan Universitas Gajah Mada ini.

Anda pernah mendengar atau membaca tentang tanda berikut ini:

"Kayaknya semua akan lebih mudah jika saya pergi saja dari dunia ini..."

"Mungkin penderitaan ini akan berakhir kalau saya mati..."

"Saya akhiri saja.., supaya orang lain tahu bahwa saya kecewa..."

Sulli, mantan personel girlband F(X) ditemukan meninggal dunia di apartemennya di wilayah Seongnam, pada 14 Oktober 2019. Meninggal Sulli diduga menderita depresi berat hingga akhirnya bunuh diri. Instagram/@jelly_jilli

"Jika orang di sekitar tidak peka tentang isyarat tersebut, maka pelaku akan meyakini bahwa keputusannya adalah tepat. Lalu akan dilanjutkan dengan mencari cara yang "efektif", dan kapan waktu yang "aman" untuk melakukannya," tambah psikolog di komunitas MotherHOPE Indonesia

Untuk memastikan langkahnya, pelaku akan mencari referensi dengan membaca, menonton, atau bertanya. Di sinilah media bisa ikut andil, jika berita bunuh diri dikabarkan secara terperinci, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka. Oleh karena itu, pentingnya diimbangi informasi tanda dan pencegahan bunuh diri agar meningkatkan kepedulian dengan lingkungan sekitar.

Annisa berharap, kita memiliki kepekaan akan hal-hal yang terjadi dengan orang-orang di sekitar kita seperti berikut.

1. Perubahan

Perubahan ini memang tidak mudah dikenali. Khususnya bagi penyintas depresi (yang notabene menjadi penyebab tertinggi pada kasus bunuh diri), kadang berusaha untuk menyembunyikan perasaannya.

"Mereka sering menggunakan topeng agar tidak diketahui orang lain, bahwa dirinya sedang sedih. Apalagi seorang figur publik, yang merasa dituntut untuk tampil prima di depan publik," ucap Anisa.

Namun meski sulit dikenali, perubahan itu diharapkan bisa "ditangkap" oleh orang-orang di dekatnya. 

Berikut beberapa tanda-tanda perubahan yang harus diperhatikan

  • Ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang nampak layu dan kosong.
  • Enggan melakukan aktivitas yang biasanya ia sukai.
  • Ingin menyendiri dengan durasi yang lebih dari biasanya.
  • Lebih sensitif pada isu tertentu, sehingga membuat seseorang menangis atau marah
  • Tidak punya selera makan.
  • Pola tidur terganggu.
  • Perubahan pada status-status yang diunggah di media sosial.
  • Frekuensi yang meningkat atas tanda-tanda tersebut. 

2. Topik

  • Membahas tentang kekecewaan, derita, pengabaian, kesalahan, hukuman, dan kematian.
  • Mencari referensi tentang cara-cara bunuh diri.
  • Menghindar atau mencari peluang untuk sendiri, sehingga ia tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.

Anisa mengajak masyarakat agar lebih peka lagi pada orang dan lingkungan sekitar. "Jika Anda pernah membaca di media sosial, melihat atau mendengar tanda-tanda di atas, maka mulailah lebih peka," saran Anisa.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."