Ciri Khas Didiet Maulana dalam Seragam Awak Kabin Garuda

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk Ari Askhara (kanan) dan desainer Didiet Maulana menghadiri acara peluncuran seragam tematik untuk awak kabin maskapai penerbangan Garuda Indonesia di The Tribata, Dharmawangsa, Senin, 14 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk Ari Askhara (kanan) dan desainer Didiet Maulana menghadiri acara peluncuran seragam tematik untuk awak kabin maskapai penerbangan Garuda Indonesia di The Tribata, Dharmawangsa, Senin, 14 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pada Senin, 14 Oktober 2019, maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan seragam awak kabin tematik terbaru berkolaborasi dengan Didiet Maulana. Bertajuk Puspa Nusantara, pendiri sekaligus direktur kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana memadukan tenun dari sejumlah daerah dan menggabungkan beberapa desain kebaya ke dalam satu look.

“Empat bulan yang lalu diminta. Kita ngobrol-ngobrol ide dan desain. Tadinya cuma untuk perempuan. Tapi aku melihat sepertinya yang pria juga menarik untuk dikembangkan,” ungkap Didiet Maulana saat ditemui di acara peluncuran seragam tematik Puspa Nusantara di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin 14 Oktober 2019.

Lebih lanjut ia memaparkan, “Untuk inspirasi atasan yang dipakai pramugari adalah kebaya kartini dan unsur peranakan Desain kebaya kartini itu terwakili dari bentuk potongan leher V, sementara nuansa peranakan tersemat  pada cutting kebaya pendek. Untuk obi yang dikenakan terinspirasi dari senteng, sabuk kain ikat yang merupakan elemen penting pada pakaian adat perempuan Bali.”

Sedangkan untuk busana pramugara, Didiet menyematkan sedikit tenun di area saku dan leher, sehingga memberi kesan elegan. Selain mementingkan unsur tenun dan motif, Didiet juga mempertimbangkan unsur fungsional dalam bertugas maupun kondisi darurat.

Rancangan Didiet Maulana untuk awak kabin Garuda Indonesia bertema Puspa Nusantara yang dipamerkan dalam mini show di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin 14 Oktober 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)

Menurut Didiet, ia bekerja sama dengan sejumlah pengrajin di Bali, Yogyakarta, dan Klaten dalam menghasilkan motif bunga yang cantik di kain tenun. Terkait soal kain tenun yang didominasi warna ungu dan coklat menjadi representasi DNA Didiet Maulana. Kami mengulik dari karya Didiet saat berkolaborasi dengan sejumlah brand.

Shade-nya itu warna favorit saya. Orang yang kenal kalau melihat sudah tahu itu warna saya banget. Tapi, warna ungu dan coklat juga mengekspresikan aura elegan. Makanya dipilh palet warna yang agak misterius, tapi masih ada cantiknya dari perempuan,” tukas Didiet.

Menurut Ari Akshara, Direktur Utama Garuda Indonesia, tujuan seragam tematik ini untuk memperkenalkan pesona keragaman budaya Indonesia. Desain tersebut bakal dipromosikan Garuda Indonesia untuk penerbangan-penerbangan khusus.

"Seragam desain tematik ini akan dipakai awak kabin selama bulan Oktober dengan rute tertentu," ucapnya. Program ini sejalan dengan kebijakan Garuda Indonesia memberikan layanan bertajuk 'The New Flight Experience'.  Jadwal khusus penerbangan Garuda Indonesia yang akan dilayani oleh awak kabin berseragam tenun ini akan dimulai pada 18 dan 20 Oktober 2019 di antaranya, rute Jakarta-Denpasar dan Jakarta-Yogyakarta.

Program tersebut digelar setiap 3-4 bulan sekali. Sebelumnya, Garuda Indonesia telah meluncurkan seragam dengan desain vintage. Pada April 2019-Mei 2019 silam, Garuda Indonesia merilis seragam awak kabin rancangan desainer Anne Avantie.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."