Pengaruh Berkurangnya Pendapatan pada Pekerjaan dan Performa Otak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi karyawan buruk. shutterstock.com

Ilustrasi karyawan buruk. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Secara global pendapatan tahunan karyawan mengalami penurunan sebesar 25 persen atau bahkan lebih. Kondisi ini bisa mempengaruhi kemampuan berpikir atau kesehatan otak di usia paruh baya, menurut suatu penelitian.

"Peserta studi adalah karyawan di Amerika Serikat yang mengalami masa ketidakstabilan ekonomi pada era 2000-an," kata Leslie Grasset penulis utama studi tersebut dari Inserm Research Center di Prancis seperti dikutip dari laman Times of India.

"Hasil studi kami membuktikan bahwa pendapatan yang lebih tinggi maupun penurunan pendapatan yang cukup signifikan terkait dengan penuaan otak yang tidak sehat di usia paruh baya," tutur Grasset.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology ini melibatkan 3.287 orang yang berusia 23-35 tahun pada awal penelitian dan terdaftar dalam studi pengembangan risiko arteri koroner pada usia produktif (CARDIA) yang mencakup populasi beragam ras.

Peserta studi melaporkan pendapatan tahunan sebelum pajak setiap tiga hingga lima tahun dari rentang waktu 1990-2010. Kemudian para peneliti memeriksa seberapa sering pendapatan turun dan persentase perubahan pendapatan antara 1990-2010 untuk setiap peserta.

Setelah itu, peserta diberikan tes berpikir dan memori yang mengukur seberapa baik mereka menyelesaikan tugas dan berapa lama waktu untuk menyelesaikannya.

Dari tes tersebut, studi menemukan bahwa orang yang mengalami penurunan pendapatan dua kali atau lebih memiliki kinerja lebih buruk dalam menyelesaikan tugas dibandingkan orang yang tidak berkurang pendapatannya. Peserta tersebut juga membutuhkan waktu lebih dalam menyelesaikan beberapa tugas.

Selain melalui tes tertulis, sebanyak 707 peserta tersebut juga menjalani pemindaian otak dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada awal penelitian dan 20 tahun kemudian. Tujuannya mengukur total volume otak mereka dan beberapa area di otak.

Para peneliti menemukan orang-orang yang mengalami penurunan pendapatan dua kali atau lebih memiliki total volume otaknya lebih kecil. Mereka juga mengalami penurunan konektivitas di otak.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."