7 Tips Makeup untuk Pemilik Kulit Wajah Sensitif

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi foundation dan kuas makeup. Pixabay.com

Ilustrasi foundation dan kuas makeup. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi pemilik kulit wajah sensitif perlu atensi tinggi saat memilih produk perawatan kulit maupun makeup. Beberapa ciri Anda tidak cocok dengan produk yang digunakan ialah muncul rasa gatal, kemerahan, peradangan hingga kulit pecah-pecah. Itu sebabnya Anda harus jeli mengaplikasikan makeup, contohnya.

Melansir laman Elle, Joëlle Nonni, Manajer Lokakarya Pendidikan Kesehatan Kulit di pusat hidroterapi Avène mengatakan pentingnya kesehatan kulit yang menjadi dasar semua keindahan varian tema makeup. "Jika Anda tidak memiliki kulit yang bagus, make up tidak memperbaikinya," Nonni menekankan, berarti perawatan kulit harus menjadi garis pertahanan pertama Anda.

Berikut ini beberapa tips makeup untuk pemilik kullit wajah sensitif

1. Mempersiapkan kulit sebelum makeup merupakan langkah paling penting.

"Jika Anda memiliki kulit yang sangat sensitif, Anda harus melembapkan dengan sangat baik," kata Nonni. Ia menyarankan menyemprotkan produk thermal water, yang menenangkan dan menyembuhkan kulit yang teriritasi, langsung di tempat Anda berencana untuk merias wajah. Anda juga bisa menyemprotkannya ke jaringan dan mengompres wajah Anda (Nonni menyarankan untuk membiarkannya selama 15 menit).

"Anda bisa menghentikan penguapan air [termal] dan meningkatkan hidrasi kulit secara alami," Nonni menjelaskan, menambahkan bahwa gerakan memutar sangat ideal. Lalu, ikuti dengan pemakaian pelembap.

2. Makeup berbasis mineral dan organik tidak berarti selalu lebih baik.

Meskipun Anda mungkin menganggap makeup berlabel "semua alami" akan secara otomatis menenangkan kulit sensitif, Anda masih perlu memperhatikan lagi bahan-bahannya. "Jika ada banyak kandungan parfum atau pengawet, itu tidak aman lagi," Nonni memperingatkan.

Ilustrasi alat make up (mineral makeup). shutterstock.com

3. Makeup bahan solid lebih aman

"Produk makeup jenis stick atau compact lebih mudah dibuat tanpa terlalu banyak pengawet, karena tidak mengandung air yang mengandung bakteri," jelasnya.

4. Perhatikan tanggal kedaluwarsa pada produk

Unsur kemasan produk kecantikan yang sering diabaikan adalah simbol kecil yang memberi tahu Anda "6M" (enam bulan) "12M" (satu tahun), dan lainnya — itulah durasi pemakaian makeup setelah Anda buka produknya. Perhatikan dan pastikan untuk mengganti riasan Anda saat kadaluwarsa. "Ini cukup sederhana, tetapi penting," Nonni memaparkan.

5. Cobalah pakai BB cream sebagai ganti foundation yang lebih berat

"Kita tahu bahwa pigmen meningkatkan kekeringan pada kulit. Karena BB cream mengandung lebih sedikit pigmen, itu bisa lebih efektif," tutur Nonni. Gunakan pula bedak dengan hemat, karena itu juga menghisap kulit kering, yang bisa memperburuk sensitivitas. Jika Anda benar-benar mengandalkan bedak, ketuk kelebihan yang ada di spons atau kuas sebelum mengaplikasikannya agar pengaplikasiannya sangat minimalis.

6. Spons adalah aplikator rias terbaik, tetapi waspadalah terhadap lateks

"Kami menyukai spons karena jika kulit bertekstur, spons dapat meninggalkan hasil yang sangat halus," papar Nonni, mencatat bahwa mengoleskan sangat efektif untuk menutupi keriput. Namun Anda harus menghindari spons dengan kandungan lateks alergen yang umum sebab bisa memicu dermatitis atopik.

7. Jenis makeup berpigmen tinggi lebih cenderung menyebabkan reaksi

"Eyeshadow memiliki banyak pigmen, dan jika Anda memakai lebih banyak warna, Anda bisa memiliki lebih banyak alergi," tukas Nonni. Ia menambahkan untuk memilih warna netral, seperti krem dan perunggu yang jarang menimbulkan reaksi buruk. Warna biru, hijau, ungu, dan warna lebih jenuh lainnya "tidak begitu aman." Hal yang sama berlaku untuk lipstik berwarna merah terang dan ungu tua. "Ada banyak pigmen bakal mengeringkan bibir," tandas Nonni.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."