8 Pertanyaan Soal Rambut yang Kerap Diajukan kepada Dokter Kulit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi model rambut ombre. Instagram Ramirez Tran Salon

Ilustrasi model rambut ombre. Instagram Ramirez Tran Salon

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaRambut adalah mahkota bagi kebanyakan perempuan. Oleh karena itu, kesehatan dan penampilan rambut salah satu concern utama bagi perempuan agar terlihat lebih percaya diri. Sejumlah perawatan rambut pun rutin dilakukan diikuti beragam masukan dari kisah orang di sekeliling. Tetapi banyak pula yang menjalani pemeriksaan kesehatan rambut secara berkala dengan dokter kulit. Berikut ini sejumlah pertanyaan masalah rambut yang sering diajukan ke dokter kulit. Apakah salah satunya ada keresahan Anda?

Melansir laman Well and Good, berikut ini delapan pertanyaan terkait masalah kesehatan rambut.

1. Tebal atau tipisnya rambut mengikuti rambut ayah dan ibu?

Menurut Joshua Zeichner, spesialis kulit yang berbasis di NYC, "Ketebalan rambut Anda ditentukan oleh faktor genetik. Tipisnya rambut Anda ditentukan oleh poligenik, artinya gen ibu dan gen ayah berkumpul, dan kombinasi gen-gen inilah yang menentukan seberapa tebal rambutmu."

2. Apakah menguncir rambut bisa menyebabkan kerontokan rambut?

Jawaban singkatnya, Ya. "Ketegangan berlebihan pada rambut dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen, terutama di sepanjang bagian depan dan samping kulit kepala," kata Dr. Zeichner. “Dikenal dengan sebutan alopecia traksi, yaitu folikel rambut rusak karena pencabutan rambut secara konstan. Kondisi ini biasa terlihat  pada pasien yang sering mengepang rambutnya, ”jelasnya.

3. Mengapa kondisi rambut saya begitu rusak?

Dendy Engelman, MD, ahli kulit yang menetap di New York, Amerika Serikat, sering mendengar pertanyaan ini, dan mengatakan ada banyak penyebab potensial terkait kerusakan rambut. Sebab yang paling jelas adalah perawatan bahan kimia dan penggunaan panas pada alat styling rambut yang berlebihan.

Seperti halnya semua hal yang berhubungan dengan rambut, genetika juga dapat berperan. Pengendalian kelahiran, dalam bentuk kontrasepsi oral, juga dapat merusak rambut dalam beberapa kasus.

Paparan sinar UV ikut berkontribusi dalam kerusakan rambut. "Paparan radikal bebas dari matahari tanpa antioksidan sebagai zat penetralisir bisa menyebabkan stres oksidatif yang serius bagi tubuh, terutama rambut," ucap Dr. Engelman.

“Molekul yang tidak stabil mencuri dari molekul lain, sehingga melemahkan proses, dan beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi ini mempercepat fase katagen atau pertumbuhan rambut. Akhirnya rambut terlepas sebelum waktunya,” papar Engelman.

Menurutnya lagi, diet juga berperan penting untuk kesehatan rambut. “Rambut terbuat dari protein; dan kita membutuhkan lemak, Vitamin B, Vitamin A, dan zat besi untuk mendukung pertumbuhan dan kekuatan rambut, ” pungkasnya.

"Bila kandungan gizi itu melemah bisa memicu kerontokan rambut, cara memperbaikinya adalah mengonsumsi zat besi, suplemen vitamin, serta menambahkan lentil, telur, dan bayam ke dalam makanan Anda."

Ilustrasi rambut rontok. Shutterstock

4. Idealnya berapa banyak rambut rontok dalam sehari?

Dr. Engelman menyatakan rambut rontok sebanyak 100 helai rambut dalam sehari merupakan hal yang normal. Soal kerontokan rambut menjadi pertanyaan paling umum yang sering didengarnya dari pasien atau saat seminar dengan masyarakat.

5. Ciri-ciri kerontokan rambut yang berlebihan?

Menurut Engelman tanda-tanda kerontokan rambut yang berlebihan di antaranya kulit kepala yang terlihat, mengalami kerontokan rambut lebih dari 100 helai rambut, dan kerusakan rambut lainnya.

6. Mengapa rambut saya mengalami kerontokan?

Pertanyaan ini menjadi tiga teratas yang diajukan para pasien saat berjumpa dengan dokter kulit. “Ada beberapa alasan mengapa rambut bisa menipis atau rontok, yang pertama adalah beberapa jenis sindrom metabolik, seperti kelainan tiroid, anemia atau karena seseorang memilih untuk menjadi vegan atau vegetarian, dan mungkin tidak mendapatkan zat besi di diet mereka,” kata Dr. Gohara.

Alasan kedua adalah faktor paska melahirkan atau sedang dilanda stres berlebihan. Pemicu ketiga, kata Dr. Gohara, adalah karena terlalu banyak tindakan pada rambut. “Pada titik tertentu rambut itu seperti berkata, 'Saya tidak ingin warna ini lagi, saya tidak ingin bahan kimia ini lagi, saya tidak ingin dicatok lagi, dan akhirnya rambut memberontak dengan pecah, kusam, dan rontok,” tukasnya.

Alasan keempat berkaitan dengan obat-obatan yang dapat menyebabkan penipisan rambut dan yang kelima adalah genetik. Ada sejumlah kode genetik khusus yang menyebabkan rambut Anda menipis. Dan yang terakhir adalah faktor usia paruh baya, seperti sebelum menopause.

7. Bagaimana cara mencegah kerontokan rambut?

Pertanyaan ini juga termasuk favorit para pasien. “Obat dengan kandungan minoxidil, bukan hal baru, tetapi terbukti efektif untuk mengurangi kerontokan rambut sekaligus meningkatkan pertumbuhan rambut baru,” Dr. Engelman menjelaskan.

"Mekanisme kerja minoxidil diyakini karena ampuh di dalam saluran kalsium di sel-sel rambut. Minoxidil meningkatkan aliran darah kapiler ke dermis kulit tempat folikel berada — mengalirkan oksigen, darah, dan gizi ke folikel rambut — sehingga membuat rambut lebih kuat dan membantu menumbuhkan kembali rambut, ”tukasnya.

Selain itu juga ada perawatan plasma yang kaya trombosit. "Ini adalah perawatan rambut rontok yang menarik darah pasien sendiri, memproses sel-sel yang diperkaya, dan menyuntikkannya kembali ke kulit kepala," Dr. Engelman menjabarkan. “Plasma yang kaya trombosit mengandung protein untuk merangsang pertumbuhan rambut.”

Botulinum Toxin (Botox) sedang dipelajari untuk pertumbuhan kembali rambut juga,” jelas Dr. Engelman. "Studi awal menunjukkan 50 persen subjek uji mengalami pertumbuhan rambut baru," katanya. "Hasil ini belum dipublikasikan, tetapi kolega saya yang fokus bekerja di bagian restorasi rambut mendukung angka-angka tersebut." 

8. Apa yang menyebabkan masalah di kulit kepala?

Menurut Dr. Gohara seringkali ia menemui pasien yang memiliki masalah di kulit kepala, termasuk ketombe, eksim, psoriasis, dan reaksi alergi. Kadang-kadang ini disebabkan oleh penggunaan produk tertentu dan terkait dengan autoimunitas dan kondisi lainnya.

Selain menimbulkan ketidaknyamanan, dalam beberapa kasus, kondisi kulit kepala dapat memfasilitasi kerontokan rambut. "Saya selalu memberi tahu pasien saya setiap kali Anda melihat perubahan apa pun tentang rambut, kulit, atau kuku Anda, segera berkonsultasi ke dokter," tandasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."