Kiat Dokter Laktasi Tentang ASI Beku saat Listrik Padam

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ASI Perah. Shutterstock

Ilustrasi ASI Perah. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaPemadaman listrik di wilayah Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat pada Ahad, 4 Agustus 2019, tentu menganggu aktivitas semua pihak, termasuk ibu menyusui. Pasalnya, Air Susu Ibu atau ASI yang disimpan di freezer berisiko mencair. Ditambah lagi, sebagian daerah masih mengalami pemadaman listrik bergilir hingga hari ini.

Pakar laktasi dari RS Brawijaya dr Sylvia Haryeny, IBCLC mengatakan prinsip penyimpanan ASI adalah semakin dingin suhu kulkas maka ASI bisa disimpan semakin lama. Jadi kalau listrik padam sebaiknya freezer jangan dibuka-buka.

Jika ASI perah yang disimpan di freezer sudah ada yang mencair, maka sebaiknya pindahkan ke chiller atau kulkas bagian bawah. "Dalam kondisi listrik menyala kan ASI perah beku bisa tahan sampai tiga bulan, saat listrik mati maka ASI kadang suka sudah setengah cair, kalau kondisinya masih ada bongkahan es maka saat lampu menyala ASI bisa dibekukan lagi, tapi kalau sudah mencair semua jangan dibekukan," kata dr Sylvia kepada Antara di Jakarta, Senin 5 Agustus 2019.

ASI dalam chiller, kata dr Sylvia bisa bertahan dua sampai lima hari. Sementara ASI perah yang ditaruh di suhu ruangan sekitar 24 derajat Celcius bisa tahan hingga enam jam.

Dokter laktasi Agusnawati dari RSIA Kemang Medical Care juga menyarankan agar ASI tetap disimpan di dalam freezer selama terjadi pemadaman listrik. Pasalnya ASI di dalam freezer mampu bertahan dalam kondisi beku sekira 6 hingga 12 jam.

"Freezer jangan dibuka-buka. Biarkan tertutup rapat, jangan tergoda buat ngecek, nanti saja cek-nya pas lampu sudah menyala," kata dr Agusnawati, IBCLC, CIMI.

Dokter Wati, sapaan akrabnya, mengatakan sebaiknya selain diisi ASI, freezer juga diisi dengan es batu sehingga bisa menjaga suhu kulkas tetap stabil saat mati lampu.

Jika diperlukan, ASI dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman, asal proses pemindahan tidak memakan waktu terlalu lama.

Dokter yang sudah berpraktik sejak 2011 juga menambahkan sebaiknya ASI tidak disimpan terlalu lama karena bayi memiliki kebutuhan asupan nutrisi yang berbeda di setiap usia tumbuh kembangnya.

"Misalnya pumping saat usia bayi masih satu bulan untuk diberikan saat nanti dia usia tiga bulan karena ibu harus bekerja, kandungan ASI untuk anak satu bulan dan tiga bulan beda. Boleh saja ASI yang sudah lama diberikan pada bayi tetapi diutamakan yang lebih segar," katanya.

Sementara dr Sylvia mengatakan ASI perah masih layak diberikan pada bayi selama ASI tidak mengeluarkan aroma yang mengganggu dan bayi masih menerima ASI yang diberikan.

"ASI disimpan berdasarkan best before bukan expired date seperti susu formula jadi sebaiknya diberikan maksimal tiga hari setelah diperah," katanya.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."