Pakai Nama Kimono, Kim Kardashian Diprotes Walikota Kyoto

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Kim Kardashian. Instagram

Kim Kardashian. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kim Kardashian mendapat kritik setelah meluncurkan lini fashion yang diberi nama Kimono. Publik menganggap Kim Kardashian melakukan perampasan budaya atas pemilihan nama itu untuk merek dagangnya, yang terdiri dari pakaian dalam, shapewear dan kimono yang sebenarnya.

Baca juga: Rayakan Hari Pernikahan, Kim Kardashian Nonton Konser Celine Dion

Istri rapper Kanye West itu awalnya menolak mengganti nama. Ia bersikeras bahwa dia tidak bermaksud tidak hormat. Namun akhirnya, ia mengatakan akan mengubahnya.

“Saya selalu mendengarkan, belajar, dan berkembang - saya sangat menghargai semangat dan beragam perspektif yang orang bawa kepada saya. Ketika saya mengumumkan nama garis shapewear saya, saya melakukannya dengan niat terbaik dalam pikiran," ujar Kim Kardashian melalui akun Twitter-nya, Selasa 2 Juli 2019. seperti dilansir dari laman Page Six.

Kim Kardashian menambahkan merek dan produknya dibangun dengan inklusivitas dan keragaman. Pada intinya dan setelah pemikiran dan pertimbangan yang cermat, dia akan meluncurkan merek Solutionwear dengan nama baru. “Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda selalu,” ujarnya.

Keputusan Kim Kardashian itu kemungkinan karena meningkatnya tekanan dari suara-suara yang lebih menonjol, termasuk walikota Kyoto, Jepang, yang menulis surat terbuka kepada Kardashian.

“Kimono adalah pakaian etnis tradisional yang dipupuk dalam kekayaan alam dan sejarah kita dengan upaya dan studi tak kenal lelah para pendahulu kita, dan itu adalah budaya yang telah dihargai dan diwariskan dengan hati-hati dalam kehidupan kita. Juga, itu adalah buah dari keahlian dan benar-benar melambangkan rasa keindahan, semangat dan nilai-nilai Jepang, " tulis Walikota Daisaku Kadokawa, yang dikenal karena mengenakan kimono saat melaksanakan tugas resmi.

Kadokawa juga memberi tahu Kim Kardashian, bahwa kotanya sedang mencoba membuat budaya kimono terdaftar di daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Walikota mengakhiri suratnya, yang dikirim melalui pos dan email serta diposting di halaman Facebook resminya, dengan mengundang Kardashian untuk mengunjungi Kyoto sehingga dia dapat mengalami esensi budaya Kimono.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."