Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah Berisiko Stunting

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi bayi. Pixabay.com

Ilustrasi bayi. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Lebih dari 20 juta bayi, atau satu dari tujuh bayi, di seluruh dunia lahir dengan berat badan di bawah rata-rata. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan gabungan ilmuwan dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, UNICEF, dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca juga: Deteksi Dini Autisme Kenali Gejalanya dari Bayi Usia 3-12 Bulan

Sebab itu, sebabnya pemerintah di seluruh negara di dunia fokus untuk memperbaiki kondisi ini. Mercedes de Onis, dari Organisasi Kesehatan Dunia yang turut terlibat dalam penelitian itu, menjelaskan penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah.

"Berat badan rendah saat lahir dapat terjadi ketika bayi dilahirkan secara prematur atau dilahirkan secara matang tapi kecil untuk usia kehamilannya karena pembatasan pertumbuhan di dalam rahim," ujarnya. Bayi dengan berat badan rendah saat lahir mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gagal tumbuh atau stunting, keterlambatan perkembangan, dan terancam penyakit-penyakit orang dewasa seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Di Amerika Serikat, kelahiran prematur adalah kontributor utama pada kondisi berat lahir rendah. Hal tersebut diduga berkaitan dengan tingginya tingkat operasi caesar, penggunaan obat perawatan kesuburan, tingkat obesitas ibu yang tinggi, dan usia ibu pada saat melahirkan. 

Penyebab ini berbeda dengan daerah-daerah seperti Asia selatan. Menurut para peneliti sebagian besar bayi dengan berat lahir rendah dilahirkan secara matang di usia kehamilan 9 bulan, tapi pertumbuhan mereka selama di dalam rahim terbatas karena gizi ibu yang buruk. Ini sebabnya, cara mengatasi angka bayi lahir dengan berat badan rendah tidak bisa disamaratakan di seluruh dunia. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."