Kenali Penyebab Celah Bibir dan Celah Hidung pada Bayi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Bunga Jelitha (Duta Smile Train Indonesia) di Mercure Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Senin 13 Mei 2019 (Tempo/Astari P Sarosa)

Bunga Jelitha (Duta Smile Train Indonesia) di Mercure Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Senin 13 Mei 2019 (Tempo/Astari P Sarosa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Celah bibir dan celah langit adalah kondisi medis dimana terdapat celah di antara rongga mulut dan rongga hidung. Berdasarkan data Smile Train, ada sekitar 8 sampai ribu bayi yang lahir dengan kondisi celah bibir atau celah langit di Indonesia setiap tahunnya.

Baca juga: Belahan antara Hidung dan Bibir, Apa Fungsinya?

Celah bibir dan celah langit juga lebih sering ditemukan pada bayi perempuan. Penyebab nya adalah ketidaksempurnaan proses penyatuan bibir pada masa perkembangan janin. Anak dengan celah bibir atau celah langit seringkali tidak bisa makan dan berbicara dengan benar. Karena penampilannya berbeda dari yang lain, mereka seringkali tidak sekolah atau melakukan aktivitas seperti anak-anak pada umumnya.

“Penyebab terjadinya karena sesuatu yang kompleks dan multifaktorial. Salah satunya karena gangguan sirkulasi saat kehamilan,” tutur dr. Denny Irwansyah, SpBP-RE, dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, di acara Smile Train Indonesia, Jakarta Pusat, Senin 13 Mei 2019. Penyebab lain adalah faktor keturunan dari salah satu orang tua atau dua-duanya.

Setiap ibu terutama yang sedang menantikan kelahiran anaknya harus mengedukasi diri mengenai celah bibir dan celah langit. Tak hanya penyebabnya, perlu diketahui juga apa yang harus dilakukan bila anak memiliki celah bibir atau celah langit. Ada operasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi celah bibir atau celah langit. Dokter menganjurkan bayi yang memiliki celah bibir atau celah langit untuk melakukan operasi di usia 3 bulan.

Selain mengetahui penyebab dan tindakan lebih lanjutnya, celah bibir atau celah langit ini ternyata lebih sering ditemukan pada bayi perempuan. “Kalau dari pengalaman, saya lihat lebih banyak pada anak perempuan, dibanding anak laki-laki,” lanjut dr. Denny Irwansyah. Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua, terutama ibu hamil.

 

 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."