Pilih Baju Lebaran, Ini Tips Desainer Langganan Keluarga Jokowi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani

Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani

IKLAN

CANTIKA.COM, SOLO - Di antara beragam perlengkapan jelang Lebaran, baju Lebaran salah satu yang tak luput dari perhatian. Biasanya setiap tahun ada ciri khas baju Lebaran yang  digemari masyarakat. Namun, menurut desainer Tuty Adib, belum ada model baju Lebaran yang menjadi tren. 

Baca juga: Dian Pelangi: Hindari Baju Lebaran Lengan Lebar, Awas Kecemplung

Tuty Adib mengatakan tren baju Lebaran biasanya muncul dari model pakaian yang digunakan oleh artis tertentu menjelang lebaran. Meski begitu ia mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih baju Lebaran. Salah satunya adalah model yang simpel. 

"Aktivitas saat lebaran pasti sangat padat, pastikan pakaian yang berbahan ringan supaya tidak mengganggu aktivitas," ujar pemilik rumah mode Bilqis ini di Solo, Senin 20 Mei 2019.  

Apalagi, lebaran tahun ini bertepatan dengan musim kemarau yang cukup panas. "Bahan untuk pakaian bukan saja ringan namun juga menyerap keringat, seperti kain berbahan katun dan sifon, bahkan banyak produk tenun yang bahannya cukup ringan," kata Tuty Adib, 

Busana bisa dilengkapi dengan furing yang juga menggunakan bahan-bahan yang menyerap keringat. Agar lebih cantik, tampilan luar bisa dibubuhi dengan asesoris berbahan bruklat, misanya untuk selendang. Sedangkan untuk urusan warna, hingga saat ini juga belum ada tren yang muncul. "Karena masalah warna sangat subyektif, tergantung pada selera," kata desainer langganan keluarga Jokowi ini.

Tuty Adib memprediksi warna-warna pastel akan tetap menjadi favorit baju Lebaran bagi para muslimah untuk tampil cantik. Warna-warna pastel terkesan ringan dan teduh itu cocok untuk digunakan dalam bersilaturahmi maupun saat menjalankan Salat Ied. 

AHMAD RAFIQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."