Dian Pelangi: Hindari Baju Lebaran Lengan Lebar, Awas Kecemplung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi busana muslim embos. yushigi.com

Ilustrasi busana muslim embos. yushigi.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Lebaran momentum untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara atau kolega. Tradisi tersebut juga identik dengan pemilihan busana terbaik dan tentu dsajian aneka makanan lezat berkuah seperti ketupat, opor ayam, gulai dan rendang.

Baca juga: 5 Tips Beli Baju Lebaran secara Online

Berkaitan dengan hal tersebut, pemilihan baju Lebaran untuk kunjungan silaturahmi menjadi hal penting yang patut diperhatikan demi kenyamanan dan kebersihan sepanjang hari. Pasalnya bentuk busana dapat mempengaruhi kenyamanan saat mengambil makanan dan berbincang dengan keluarga sambil menyantap sajian yang dihidangkan.

Perancang busana Dian Pelangi, Khanaan, Itang Yunasz, 3 dari 6 desainer yang akan hadir di Contemporary Muslim Fashions Exhibition, di Harlequin Bistro Kemang, Jakarta Selatan, Senin 17 September 2018. TEMPO | Astari P Sarosa

Desainer busana muslim Dian Pelangi, membagikan tips sederhana dalam memilih baju Lebaran untuk bersilaturahmi. Ia menyarankan untuk menghindari baju dengan lengan A-Line atau berpotongan lonceng. Pemilihan potongan lengan seperti ini dimaksudkan untuk meminimalisir kemungkinan busana terkena noda makanan. "Kalau misalnya kita lagi ngambil opor, kan kecemplung," ujarnya.

Sebagai gantinya dapat menggunakan baju Lebaran dengan pilihan jenis lengan yang tidak terlalu lebar. "Jadi, kalau bisa saat silaturahmi hindari baju yang lengannya lonceng atau A-Line. Cukup lengan yang rapat saja," ujarnya, saat ditemui di One Hundred Eater & Bar beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk pemilihan hijab Dian Pelangi menyarankan untuk memilih gaya hijab yang simple dan tidak berlebihan. "Kerudung juga jangan terlalu penuh di bagian dada. Karena kalau kita makan suka tumpah," tandasnya. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."