Alasan Buka Puasa Sebaiknya Makan Secukupnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)

ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Siska Nirmala menyarankan masyarakat untuk memperhitungkan pola makan saat berbuka dan sahur untuk menghindari makanan mubazir atau terbuang (food waste). Pegiat gaya hidup nol sampah (zero waste) ini mengatakan saat puasa banyak sekali makanan mubazir akibat lapar mata, padahal kemampuan makan saat buka puasa biasanya tidak banyak.

"Agar tidak ada yang makanan terbuang maka harus menahan diri dan perhitungkan pola makan waktu berbuka dan sahur," kata Siska.

Dia mencontohkan untuk takjil saat berbuka, cukup sediakan 1-2 jenis saja. Menurut Siska, membuang makanan jelas disayangkan, dari perspektif Islam menyatakan umat muslim harus memuliakan atau menghargai makanan.

Ilustrasi membuang makanan. Kortsleht.ee

Jika dilihat dari perspektif proses produksi hingga distribusi makanan, proses yang dijalani makanan dari kebun hingga ke meja makan sangatlah panjang.

"Membuang-buang makanan artinya kita juga menyia-nyiakan proses panjang itu," katanya.

Dari perspektif masalah sampah, dia mengatakan sisa makanan mendominasi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Sebanyak 50-60 persen sampah yang ada di TPA adalah organik seperti sisa potongan sayur buah, atau sisa masakan yang tidak dimakan. Jadi, dengan tidak menghasilkan sampah makanan maka kita sudah membantu menyelesaikan sebagian besar masalah sampah.

Baca juga:
Yang Harus Diperhatikan Penderita Stroke saat Puasa Ramadan
Stres, Pemicu Maag Selama Ramadan, Bukan Puasa

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."