Mana yang Lebih Baik Pakai Pakaian Dalam saat Tidur atau Tidak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi tidur. Shutterstock

Ilustrasi tidur. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi para wanita disarankan untuk mengganti pakaian dalam beberapa kali dalam sehari, terutama jika sedang menstruasi. Hal ini agar menjaga kesehatan organ intin wanita.

Baca juga:  Celana Dalam Terbaik untuk Miss V, Kuman Tak Berkembang

Namun saran lainnya adalah melepas pakaian dalam ketika tidur di malam hari. "Tidur dengan mengenakan pakaian dalam rentan terhadap masalah kesehatan organ kewanitaan," kata Nancy Herta, pakar kebidanan dan penyakit kandungan di Michigan State University. Menurutnya, yang paling banyak ditemui adalah problem kulit di selangkangan dan daerah organ kewanitaan.

Herta mengatakan bahwa keringat yang terjebak dalam celana dalam menciptakan area lembab di sekitarnya. Kondisi ini, katanya, merupakan tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri jahat. Dengan mencopot pakaian dalam, sirkulasi udara di area ini menjadi lancar sehingga daerah sekitar organ kewanitaan tetap kering dan bersih. "Ini juga semacam memberi keleluasaan organ intim untuk bernapas," kata Herta seperti dilansir dari laman Live Science.

Ia menyarankan jika tak nyaman tidur tanpa pakaian dalam, maka gunakan celana piyama yang longgar dengan tanpa pakaian dalam di baliknya. Selain itu, hindari pakaian tidur dari bahan sutera atau brokat. “Selain tak menyerap keringat, sutra dan brokat dapat mengiritasi kulit di sekitar organ intim,” kata Herta.

Hal yang sama juga berlaku bagi kaum pria. Menurut Brian Steixner dari Jersey Urology Group, pakaian dalam yang ketat dapat menyebabkan masalah kesuburan. "Area di sekitar organ intim pria memerlukan suhu yang tepat untuk mengoptimalkan produksi sperma," katanya. Sama seperti saran Herta, ia menyatakan sebaiknya pria juga tidur tanpa celana dalam di balik piyamanya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."