Cara Mengetahui Produk Baru Bikin Jerawat Muncul atau Tidak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com

Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Buat kamu yang kulitnya rentan berjerawat tentu akan merasa sedikit ragu bahkan takut mencoba produk kecantikan yang belum pernah dipakai sebelumnya. Selain takut, biasanya ketika ada jerawat baru yang muncul, kamu akan bingung mencari tahu penyebabnya. 

Baca juga: Hati-hati Menggunakan Minyak Kelapa untuk Kulit Berjerawat

Namun tak perlu khawatir, ahli kulit Mona Gohara yang fokus dengan jerawat, akan membantu Anda mengetahui apakah produk baru itu yang menyebabkan breakout alias jerawat atau tidak.

#1. Apakah ada sesuatu terjadi dalam hidup Anda baru-baru ini?
Sangat mudah menyalahkan jerawat yang baru karena produk baru. Tapi menurut Gohara kulit yang berjerawat banyak dapat disebabkan oleh beragam faktor, termasuk faktor lingkungan, stress, perubahan hormonal, diet, kecemasan, genetik dan bahkan rutinitas kecantikan baru

Jadi jika Anda baru saja putus cinta, banyak mengkonsumsi cokelat, dan juga mencoba krim wajah baru, “lihat alasan yang paling jelas, lalu coba produk baru dalam beberapa waktu ke depan, setelah sistem Anda sudah tenang,” ujar Gohara seperti dilansir dari Cosmpolitan UK.

#2. Apakah jerawat terlihat normal?
"Semua orang tahu jenis jerawat mereka masing-masing," kata Gohara, "dan Anda tahu apakah Anda rentan terhadap komedo whiteheads kecil di dahi atau jerawat kistik di rahang Anda."

Ini berarti Anda dapat mengetahui apa yang tidak normal di wajah Anda, seperti jerawat besar di tulang pipi Anda, atau goresan bersisik yang kasar dan merah di dagu. "Jika itu adalah sesuatu yang benar-benar jarang Anda lihat pada kulit, terutama di tempat-tempat yang tidak pernah berjerawat sebelumnya, maka Anda dapat menyalahkan produk baru" katanya.

Apakah itu berarti Anda harus segera membuang krim wajah atau bronzer yang baru dibeli? "Jika Anda secara konsisten menggunakan produk baru dan secara konsisten melihat jerawat baru selama satu atau dua minggu, maka berhentilah menggunakannya," kata Gohara. Sebagai patokan, jika sebuah produk menyebabkan kulit terbakar, gatal, pengelupasan, atau berjerawat, segera hentikan pemakaian.

#3. Apakah Anda menggunakan bahan aktif?
"Ini adalah kategori produk yang mengandung bahan aktif, seperti benzoil peroksida, retinoid, asam salisilat BHA, dan vitamin C dan E, yang semuanya secara langsung mempengaruhi perubahan pada kulit Anda," kata Gohara. Retinol, misalnya, meresap dan segera memicu perputaran sel Anda untuk kulit yang lebih muda dan segar, sementara vitamin C meningkatkan produksi kolagen kulit.

Meskipun bahan aktif adalah satu-satunya bahan yang harus dicoba dan benar dapat mengubah keseluruhan penampilan kulit Anda, menyingkirkan keriput, bintik-bintik penuaan, kemerahan, jerawat, dan banyak lagi, bahan ini hampir selalu menyebabkan purging atau pembersihan pada saat awal pemakaian.  

Ada pepatah di dunia perawatan kulit yaitu "semakin buruk sebelum menjadi lebih baik". Menurut Gohara tidak semua orang mengalami purging, tapi jika Anda rentan berjerawat, jangan panik beberapa minggu kemudian muncul jerawat setelah menggunakan bahan aktif yang baru. Jerawat ini harus mereda dalam waktu seminggu atau dua minggu.

"Pada dasarnya, produk ini mempercepat proses pengelupasan kulit Anda secara alami, membawa semua sebum dan kotoran yang terperangkap ke permukaan kulit Anda lebih cepat," katanya.

Jika tidak ada sesuatu yang penting yang terjadi pada Anda, tidak menggunakan yang aktif, dan benjolan terlihat normal, di tempat yang biasa di wajah Anda, maka kemungkinan Anda hanya berurusan dengan jerawat reguler. Namun, jika Anda mencurigai produk tersebut adalah penyebabnya, terlepas dari tanda-tanda ini, cobalah berhenti selama tiga minggu, kemudian kenalkan kembali selama tiga minggu lagi.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."