6 Alasan Stres Berdampak Buruk pada Kondisi Kulit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi kulit. Boldsky

Ilustrasi kulit. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jerawat hampir dialami setiap orang. Jika kamu ingat lagi, jerawat selalu muncul di kala kamu harus ujian akhir, kencan pertama, atau persentasi dengan klien saat di mana kamu merasa stres atau tertekan. 

Baca juga: Tak Hanya Jerawat, Ada 3 Masalah Kulit yang Harus Diperhatikan

Tentu saja, saat merasa stres memiliki dampak pada kulit, mulai dari jerawat, iritasi dan bahkan keriput. Lalu bagaimana stres mempengaruhi kulit dan apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kulit tetap bersih, simak penjelasannya berikut ini.

#1. Hormon stres
Saat stres, tubuh memompa hormon stres sebagai bagian dari respons stres akut. Hormon ini mengarahkan darah menjauh dari kulit, mengirimkannya untuk bahan bakar otot dan organ Anda. "Stres kronis membuat kulit kekurangan oksigen dan nutrisi penting, yang menyebabkan kondisi kulit dan pembengkakan," kata Dr. Whitney Bowe, seorang ahli kulit di New York, Amerika Serikat. Salah satu hormon stres pada khususnya, kortisol, juga dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi minyak berlebihan sehingga jika rentan berjerawat wajah jadi lebih berjerawat.

#2. Kurang tidur
Tidur sangat penting untuk kesehatan kulit dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. "Tidur adalah waktu penting bagi tubuh Anda untuk memperbaiki diri setiap hari,” kata Dr. Bowe. Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol, yang bersamaan dengan kelebihan minyak bisa membuatnya lebih sulit untuk tidur. Seperti lingkaran setan, kurang tidur, lebih berkortisol, lebih banyak stress,  kurang tidur. Kurang tidur, tekanan lebih banyak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh  sehingga membuat kulit kusam dan garis halus muncul lebih cepat.

#3. Masalah kulit lainnya 
Jika memiliki kondisi kulit kronis seperti eksim, psoriasis, atau rosacea, dapat bertambah buruk saat stress. "Biasanya bukan satu-satunya penyebab kondisi ini, tapi pada seseorang yang sudah memiliki kecenderungan genetik, stres bisa menjadi perang terakhir, " kata Dr. Bowe. Jika eksim Anda tiba-tiba memburuk, itu mungkin isyarat untuk dekompresi.

#4. Kebiasaan gugup yang sulit dihilangkan
Cara Anda mengatasi stres sebenarnya bisa merusak kulit. "Anda mungkin mulai menggigit kuku, memegang kulit atau memutar rambut tanpa menyadarinya," kata Dr. Bowe. Semua kebiasaan itu dapat mentransfer bakteri ke kulit, sehingga lebih rentan terhadap jerawat. 

#5. Meningkatkan risiko kanker kulit
Jangan panik, stres tidak dapat menyebabkan kanker kulit, tapi bisa meningkatkan risikonya. "Stres menurunkan sistem kekebalan tubuh kita secara umum, namun sekarang para periset telah menemukan bahwa respons sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan kanker kulit sel basal juga terpengaruh," ujar Dr. Bowe. Selain mengoleskan tabir surya sebagai perlindungan tapi carilah teknik penghilang stress untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

#6. Mempercepat penuaan
Terlalu banyak tekanan saat ini, dapat menambah garis halus dalam beberapa tahun. "Hormon stres menyebabkan penuaan datang lebih cepat, karena tubuh sedang sibuk melawan stres daripada melindungi Anda dari tekanan lingkungan seperti sinar UV, asap rokok, dan polusi," ujar Dr. Bowe.  

Beberapa teknik manajemen stres sederhana dapat bermanfaat untuk kulit.  Misalnya ketika lelah, jalan-jalan sebentar, lakukan beberapa latihan yoga atau pernapasan dalam-dalam, atau mengobrol dengan seroang teman. Ini semua dapat menurunkan kadar kortisol, yang dapat membantu membersihkan pikiran dan kulit Anda.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."