Alasan Rahayu Saraswati Terjun ke Politik, Bukan karena Paman

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Rahayu Saraswati. TEMPO/Nurdiansah

Rahayu Saraswati. TEMPO/Nurdiansah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo adalah keponakan Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 02. Namun, wanita yang dikenal dengan panggilan Sara ini mengatakan kalau dia tidak mendapatkan dorongan dari keluarga untuk masuk ke dunia politik. Wanita yang sebelumnya bekerja di dunia hiburan ini bahkan mengatakan kalau dia sebenarnya tidak tertarik dengan dunia politik.

Sara saat ini menjadi anggota DPR di Komisi VIII yang membidangi urusan agama, sosial, dan  pemberdayaan perempuan. Wanita kelahiran 27 Januari 1986 ini mengatakan kalau dia terjun ke politik bukan karena latar belakangnya sebagai keponakan Prabowo tapi karena seorang aktivis perempuan.

Baca juga:
Hari Perempuan Internasional, Rahayu Saraswati Bicara Ibu Bekerja
Sara Djojohadikusumo, dari Aktris sampai Politik. Ini Ceritanya

“Saya adalah seorang aktivis untuk wanita dan perdagangan anak. Saya melihat kalau saya terus menjadi aktivis, saya hanya akan seperti anjing menggonggong dari luar, saya ingin didengar di dalam,” tutur Sara, di Erasmus Huis, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Maret 2019.

Dia mengatakan kalau keluarganya kaget saat ia menunjukkan keinginan untuk menjadi anggota DPR RI karena pekerjaan sebelumnya adalah sebagai artis. Dengan masuk ke dunia politik, Sara berharap untuk bisa membantu perempuan Indonesia menghadapi berbagai isu di Indonesia. Sara juga ingin memberikan pendidikan pada perempuan sekitar mengenai berbagai isu yang dihadapi perempuan sehari-hari.

“Masih banyak wanita yang tidak mendukung wanita lain. Walaupun mereka wanita, mereka tidak mendukung kesetaraan gender,” lanjutnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."