Ternyata, Kegemukan Juga Dipicu Lebih dari 50 Gen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi perempuan gemuk/obesitas. Shutterstock

Ilustrasi perempuan gemuk/obesitas. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Faktor genetik berperan dalam membuat orang lebih mudah gemuk. Beberapa orang memang memiliki kecenderungan berat badan berlebih, bahkan obesitas, karena faktor genetik. Ada lebih dari 50 gen penyebab kegemukan di antara 25.000 gen yang ada di dalam tubuh.

Gen merupakan pembawa materi genetik yang diturunkan dari kedua orang tua. Contohnya warna rambut, mata, kulit hingga bentuk kuping yang diwariskan induk kepada anak. Di dalam tubuh setiap orang terdapat 23 pasang kromosom, tempat gen berada.

Artikel lain:
Kenali 9 Jenis Kanker dengan Pemeriksaan DNA

“Bentuk kromosom itu huruf X yang menyerupai jepitan jemuran. Satu pasang itu dua X-nya. Kalau ditarik lagi dan dilihat di bawah mikroskop terbagi lagi menjadi protein dan asam nukleat. Untuk asam nukleat sendiri terbagi lagi kodenya A, T, C, G. Proses coding juga terjadi di tubuh kita, tidak hanya di komputer," kata Dr Grace Judio-Kahl, spesialis obesitas dan pendiri Lighthouse, di Jakarta Selatan, Rabu, 27 Februari 2019.

"Di seluruh tubuh kita terdapat sekitar 3-3,2 miliar kode. Tiga sampai empat huruf mampu menyusun satu gen. Tempat pembentukannya pun masing-masing sesuai fungsi. Ada kode untuk menghasilkan warna mata, rambut, ataupun kulit. Kitab kode ini hanya bisa ditelaah di kalangan dokter dan peneliti,” tambahnya.

Bila terjadi salah mengintepretasikan kode di dalam tubuh dinamakan mutasi gen. Kondisi tersebut terdiri dari mutasi gen besar dan kecil. Contoh mutasi gen besar adalah anak down syndrome ataupun albino.

“Untuk anak down syndrome yang terjadi mutasi besar, di kromosom 21 yang harusnya sepasang X menjadi tiga, berakibat fungsinya menjadi kacau, seperti IQ tidak bagus, gangguan penglihatan dan jantung, serta lidahnya tidak berfungsi dengan baik. Sementara albino, kode yang salah hanya menimpa warna kulit, tidak menyerang fungsi,” tuturnya.

Ilustrasi obesitas. Bruno Vincent/Getty Images

Sementara itu, kondisi kegemukan termasuk variasi genetika yang digolongkan ke dalam mutasi kecil. “Kondisi ini bervariasi pada setiap orang, cuma satu titik atau huruf saja yang salah, sehingga perintah kode yang keluar berbeda,” tutur Dr Grace.

Lebih lanjut, dia menjabarkan, “Penemuan lebih dari 50 gen penyebab kegemukan dan obesitas ini butuh waktu bertahun-tahun dan masih kami pelajari hingga saat ini di dunia. Di antara lebih 50 gen penyebab kegemukan terdapat gen yang membuat orang lapar terus-menerus atau gen yang tidak bisa melaksanakan metabolisme zat gizi. Contohnya, kondisi mutasi gen karbohidrat, maka sepanjang hidupnya orang tersebut tidak bisa metabolisme karbohidrat."

"Adapula gen yang mengikat lemak lebih efektif, jadi orang itu harus berhati-hati dengan lemak. Selain itu, ada gen yang mengatur lemak baik. Terdapat pula gen otot yang mendukung otot bisa membakar kalori banyak atau tidak. Beragam jenis gen yang menjadi penyebab kegemukan,” urainya.

Baca juga:
7 Tanda Memasuki Fase Obesitas, Sudah Waktunya Diet

 

Oleh karena itu, tes DNA adalah cara paling komprehensif untuk memudahkan deteksi masalah berat badan, agar program penurunan berat badan bisa sesuai identitas gen setiap orang. Menurut Dr Grace, genetik tidak bisa diubah atau direkayasa untuk mengatasi masalah obesitas.

“Belum ada penelitian yang melakukan rekayasa genetika tersebut. Untuk kasus obesitas ini, kalau gennya mutasi, maka kita harus modifikasi lingkungan. Hasil lengkap dari tes DNA itu juga tidak akan berarti apa-apa, bila tidak diikuti modifikasi lingkungan yang tepat, seperti program defisit kalori dan aktivitas fisik yang mengikuti kepribadian dan kebiasaan makan pasien,” jelas Grace.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."