Atasi Kulit Kering dengan Masker Pisang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi pisang. REUTERS

Ilustrasi pisang. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kulit wajah yang kering sangat mengganggu. Kulit kering bisa disebabkan oleh banyak hal, dari adanya perubahan cuaca, sering mandi air panas, atau karena penggunaan makeup yang terlalu banyak bahan kimia.

Mengatasi kulit kering pun bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menggunakan masker pisang.

Pisang memiliki banyak kandungan vitamin seperti A, C, dan E. Tak hanya itu, pisang juga tinggi potasium, seng, hingga asam amino. Pisang tak hanya membuat kulit terhidrasi tapi juga membuat kulit tetap lembab.

Baca juga:

Nutrisi Super dari Pisang yang lagi Tren
Tak Hanya Buahnya, Kulit Pisang Punya 4 Manfaat untuk Kecantikan

#Pisang dan minyak zaitun
Perpaduan pisang dan minyak zaitun sangat ampuh untuk mengatasi kulit kering. Caranya sangat mudah, cukup haluskan sebuah pisang hingga berbentuk seperti pasta. Kemudian campurkan pasta pisang itu dengan minyak zaitun sebanyak dua sendok makan hingga rata.

Segera aplikasikan campuran tersebut ke wajah dan leher dan tunggu hingga kering atau sekitar 15-20 menit. Setelah itu, barulah bersihkan wajah dengan air hangat hingga bersih. Lakukan hal ini sebanyak dua kali seminggu.

Ilustrasi masker wajah. beautifullearth.com

#Pisang dan madu
Selain memadukan pisang dengan minyak zaitun, madu juga menjadi bahan alami yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kulit lebih lembab. Caranya juga sangat mudah, cukup haluskan sebuah pisang hingga berbentuk seperti pasta. Kemudian campurkan dengan dua sendok makan madu hingga rata.

Segera aplikasikan pasta tersebut ke wajah dan leher hingga merata dan biarkan selama 15-20 menit. Setelah kering, segera cuci wajah hingga bersih dengan air hangat. Jika ingin hasil maksimal, lakukan hal ini sebanyak dua kali seminggu.

TEEN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."