Cinta Beda Agama, Lanjut atau Akhiri?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi pasangan mesra. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan mesra. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Keyakinan yang berbeda kerap menjadi halangan cinta untuk bersatu. Namun bagi sebagian selebriti, mereka bisa membuktikan kalau cinta tak mengenal perbedaan, termasuk soal agama.

Baca juga:
4 Jurus Lekas Bahagia Setelah Putus Cinta
5 Tanda Cowok Naksir Kamu tanpa Kata-kata

Pasangan artis Ari Sihasale - Nia Zulkarnaen, Rio Febrian - Sabria Kono, dan yang terbaru Dimas Anggara - Nadine Chandrawinata, menjalani hubungan beda agama. Meski mereka menikah dengan keyakinan masing-masing dan rumah tangganya berjalan baik-baik saja, beberapa orang tetap menganggap jalinan kasih antara dua orang yang berbeda agama sangat berisiko.

Lantas haruskah pasangan bertahan dengan memegang agama masing-masing serta segala risiko, atau terpaksa mengakhiri hubungan mereka?

Psikolog dari International Wellbeing Center, Jakarta, Tiara Puspita mengatakan pada dasarnya hubungan lintas agama memang lebih rumit. Dua insan yang akan menjalani hubungan berbeda keyakinan harus mengerti benar konsekuensi yang akan dihadapi, seperti soal perbedaan nilai, kebudayaan, kemungkinan pertentangan dari lingkungan terdekat, sampai isu perpindahan agama. Ini bisa menjadi tarik ulur yang panjang.

"Kita perlu memahami dan mendiskusikan konsekuensi hubungan yang akan dijalani bahkan sebelum memulai hubungan. Tujuannya, saling memahami arah dan ekspektasi kedua belah pihak, terkait perbedaan yang ada," kata Tiara Puspita. "Diskusikan secara terbuka mengenai ekspektasi, nilai, kebudayaan yang kalian anut agar satu sama lain lebih mengerti dan memahami. Diskusikan pula bagaimana kalian akan menghadapi reaksi keluarga."

Selain berdiskusi dengan pasangan, bicarakan juga dengan lingkungan terdekat dan keluarga. Tujuannya, kamu dan pasangan mampu menemukan solusi terbaik jika ingin melanjutkan hubungan hingga ke jenjang pernikahan. Memang tidak mudah dan besar kemungkinan terjadi pertentangan dari berbagai pihak. Tetapi kamu juga tidak bisa terus-menerus menyembunyikan hubungan ini bukan?

Pasangan sebaiknya jangan menghindari pembicaraan seputar perbedaan keyakinan dan menunda-nunda mencari solusi. Seringkali kita suka berpikir, yang dijalani saat ini, masih masa pacaran, belum tentu juga menikah dengan dia. "Nanti saja memikirkannya. Tapi mau sampai kapan? Jangan berusaha lari dari kenyataan. Cepat atau lambat, perbedaan keyakinan tetap bisa menjadi masalah," ucap Tiara Puspita.

Menurut dia, lebih baik pahit di awal. Dalam hal ini, pasangan harus memahami konsekuensi dan tuntutan keluarga, sehingga arah hubungan menjadi lebih jelas dan memiliki masa depan ketimbang menjalani hubungan tanpa arah. "Ini bisa menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu," ujar Tiara.

Akan lebih baik dibicarakan sedini mungkin. Ada beberapa pilihan. Pertama, salah satu mengalah dan mengikuti keyakinan pasangannya. Konsekuensinya, kamu bisa ditentang keluarga habis-habisan, bahkan dikucilkan. Maka pertimbangkan lagi matang-matang, apakah dia benar-benar pilihanmu hingga kamu rela berkorban sedemikian besarnya?

Kedua, memilih tetap berhubungan dan berkomitmen menjalani pernikahan beda agama di masa depan. Jika ini pilihannya, maka setiap pasangan perlu mempertimbangkan lebih jauh bagaimana dengan keyakinan yang akan dianut anak-anak mereka kelak.

Pilihan ketiga, lebih baik mengakhiri hubungan sebelum beranjak lebih jauh.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."