Cuci Pakaian dengan Banyak Busa Pertanda Lebih Bersih, Itu Keliru

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi mencuci pakaian menumpuk. femalefirst.co.uk

Ilustrasi mencuci pakaian menumpuk. femalefirst.co.uk

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mencuci pakaian tak asyik jika tidak berlimpah busa. Busa yang banyak berarti penggunaan detergen juga banyak, dan pakaian diharapkan lebih bersih. Anggapan mencuci seperti ini ternyata keliru. Busa yang banyak saat mencuci justru berisiko untuk pakaian, terlebih jika menggunakan mesin cuci.

Baca juga:
Tips Merawat Karpet Supaya Awet Bagus
Tips Cuci Pakaian dari Bahan Sutra, Simpan Dulu di Freezer

Associate Vice President Marketing PT. Kao Indonesia, produsen detergen Attack, Bun Susilowati mengatakan kunci bersih tidaknya pakaian saat dicuci bukan pada banyak sedikitnya detergen yang digunakan, melainkan pada proses pencuciannya. Beberapa efek negatif jika menggunakan terlalu banyak detergen antara lain, boros air, rentan merusak mesin cuci, membuat serat kain kaku, dan warna pakaian pudar.

"Mencuci itu tergantung tingkat kekotorannya. Beda perlakuan untuk pakaian yang terkena noda berat, seperti lumpur, tinta, atau noda makanan, dengan pakaian yang hanya sekali-sekali dipakai," kata Susi di acara Electrolux Attack Care di Jakarta, Selasa 24 April 2018. Untuk pakaian yang memiliki tingkat noda berat, sebaiknya segera direndam sesaat setelah terkena noda. "Bisa juga dengan mengoleskan detergen di pusat noda untuk mencegah kotoran terserap ke serat kain."

(Kiri ke kanan) Aktris Maya Septha, Associate Vice President Marketing PT. Kao Indonesia, produsen detergen Attack, Bun Susilowati, dan Presiden Direktur PT Electrolux Indonesia, Iffan Suryanto di acara Electrolux Attack Care di Jakarta, Selasa 24 April 2018. TEMPO | Rini K

Ketika terlalu banyak menggunakan detergen, maka butuh volume air yang banyak supaya sabun luruh dari pakaian. Jika pakaian belum dibilas sempurna, serat pakaian akan kaku dan warnanya rentan pudar. "Bisa juga terjadi blocking warna, sehingga satu baju warnanya bisa beda-beda setelah dicuci," ucap Susi.

Pemakaian detergen yang terlalu banyak dan memunculkan busa berlimpah juga bisa menggerogoti masa pakai mesin cuci. Sebab, menurut Susi, residu dari detergen bisa jadi tertinggal pada komponen mesin cuci dan lama-kelamaan memicu kerusakan. Terlebih pemakaian jenis detergen bubuk yang banyak dan tidak larut dalam air, maka serbuk detergen masih menempel di serat kain dan akan terlihat seperti ketombe.

Mengenai perendaman pakaian kotor, Susi menyarankan cukup 30 menit sampai 1 jam. "Ada juga detergen yang mampu mengangkat partikel noda dengan perendaman selama 5 menit," ucap dia. Jadi, tak perlu merendam pakaian sampai semalaman, apalagi hingga mengeluarkan bau tak sedap.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."