Busana Muslimah Sentuh Lantai Dipakai Salat, Simak Kata Desainer

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Si.Se.Sa Sulur di 3rd Annual Fashion Show

Si.Se.Sa Sulur di 3rd Annual Fashion Show "The Khadeeja," di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu 18 April 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Busana syar’i merupakan pakaian muslim yang berbentuk terusan panjang, menutup hingga kaki dan berpotongan longgar. Kerudung yang digunakan adalah kerudung panjang atau biasa disebut khimar.

Baca juga:
The Khadeeja, Koleksi Si.Se.Sa Buat Perempuan Aktif Kekinian
Ke Car Free Day Pakai Baju Olahraga Syar'i, Cek Koleksi Si.Se.Sa 

Busana ini tidak lekat di badan, tidak terbuka dan tidak menerawang. Busana muslim syar’i biasanya bukan hanya digunakan sehari-hari oleh para muslimah, tapi juga dikenakan untuk salat. Karena bentuknya yang longgar dan panjang, busana muslim ini bisa menjadi pengganti mukena.

Hanya saja, ada juga yang khawatir karena pakaian muslim syar’i digunakan untuk kegiatan sehari-hari, maka busana tersebut akan kotor -khususnya di bagian bawah yang terkadang sampai menyapu lantai, saat dipakai sebagai mukena. Pendiri label busana muslim syar'i Si.Se.Sa, Siriz Tentani, memberikan pandangan tentang ini.

(Dari kiri ke kanan) Pendiri Si.Se.Sa, Senaz Nasansia, Merry Pramono, Siriz Tentani, dan Sansa Enandera beserta anak-anak, di 3rd Annual Fashion Show “The Khadeeja,” di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu 18 April 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

"Ada hadist yang mengatakan, ketika kita terkena najis terus kita jalan, debu di depannya akan menghilangkan najis tersebut," ujar Siriz Tentani di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu 18 April 2018. Dan, Siriz mengingatkan kalau debu itu suci.

"Islam itu mudah, tidak usah dipersulit," kata dia. Jadi, sejatinya tak perlu khawatir bila busana syar’i sudah terkena debu dari aktivitas sehari-hari, masih bisa digunakan untuk salat juga. "Kalau tidak yakin, ujung baju bisa dikucek dengan air."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."