Benarkah Pernikahan Kedua Selalu Lebih Bahagia?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rita Nariswari

google-image
Ilustrasi buket bunga pernikahan Cascading Bouquets. Tabloidbintang.com

Ilustrasi buket bunga pernikahan Cascading Bouquets. Tabloidbintang.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tak ada orang yang ingin gagal untuk kedua kalinya. Bisa jadi juga kegagalan membuat seorang menjadi lebih bijak. Atau bisa jadi saat menikah pertama kali usianya masih muda, sedangkan pernikahan berikutnya berlangsung di usia lebih matang.

Sejumlah faktor itu yang memicu pernikahan kedua menjadi lebih baik. Meski tak berarti pernikahan kedua pun tak akan berujung pada perceraian. Menurut sebuah lembaga di Inggris, Marriage Foundation, pernikahan kedua memang lebih rendah persentasenya untuk berakhir dengan perpisahan dibanding pernikahan pertama.

Baca: Intip 3 Jurus Langgeng Pernikahan Rianti Cartwright 

Marriage Foundation menemukan bahwa di Inggris, pernikahan pertama yang berakhir mencapai 45 persen. Sedangkan pernikahan kedua yang berujung pada kegagalan sekitar 31 persen.

Henry Benson, yang membuat laporan untuk Marriage Foundation, menyebutkan kemungkinan kegagalan pada pernikahan kedua lebih rendah karena usia yang lebih matang, juga pendapatan yang lebih besar. Kedua hal tersebut menjadi tameng sehingga tak lagi terjadi kehancuran.

Apalagi seperti disebutkan Sheila Kohler, penulis buku Dreaming Freud, bahwa seharusnya orang yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan yang sama di pernikahan kedua. “Dan ini menjadi aturan pertama bila seseorang memutuskan menikah kembali,” ucapnya, seperti dikutip dari psychologytoday.com.

Data memang menunjukkan keberhasilan yang lebih tinggi dari pernikahan pertama, tapi pakar relationship Dr Pam Spurr, seperti dikutip dari dailymail.co.uk, mengatakan, sebenarnya, dari sisi problem, tetap ada banyak masalah melingkari pernikahan kedua.

Baca: Rachel Vennya dan Niko Hakim Ungkap Kiat Nikah Muda Romantis

Misalnya ketika masing-masing membawa anak dari pernikahan sebelumnya. Hanya, Spurr menyebutkan, dengan pengalaman dan usia yang lebih matang, pasangan lebih mampu bertahan dari segala guncangan. 

Selain itu, biasanya perempuan lebih hati-hati untuk berhubungan kembali dengan pria setelah perceraian. Perempuan juga memilih menjalin hubungan perlahan dengan penuh pertimbangan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."