Gempa, Perhatikan Reaksi Anak Saat Merasakan dan Setelah Gempa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
2space.net

2space.net

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Merasakan gempa bumi merupakan pengalaman yang menakutkan, terutama untuk anak-anak. Walaupun setiap anak memiliki reaksi yang berbeda terhadap gempa, karena bergantung pada usia dan apakah pernah merasakan gempa, orang tua mesti terus memberikan pengertian atas setiap reaksi yang mereka tunjukkan.

Baca juga:

Gempa, Apa yang Harus Dilakukan Saat Bersama Anak
Gempa 23 Januari 2018, Cara Redakan Ketakutan Anak karena Gempa

Anak-anak yang merasa bingung terhadap sesuatu hal, semisal gempa, akan selalu bertanya kepada orang tua atau orang dewasa tentang apa yang terjadi. Mengutip The National Child Traumatic Stress Network, ada beberapa reaksi yang lazim ditunjukkan anak-anak ketika mereka merasakan gempa.

Anak yang baru pertama kali merasakan gempa akan merasa ketakutan dan bingung goncangan apakah yang dia rasakan. Rasa takut akan meningkat jika mereka sedang tidak bersama orang terdekat, misalnya ibu atau ayah. Ketika gempa terjadi, anak yang masih kecil biasanya langsung mencari orang tua, saudara, atau guru mereka. Biasanya mereka juga akan menunjukkan perubahan perilaku setelah gempa, seperti konsentrasi yang teralihkan, bahkan sampai keluhan fisik.

Anak perempuan turis asal Singapura bermain dalam dome house antigempa yang dihiasi dengan karakter beruang Jepang 'Kumamon' di Aso Farm Land resort, Aso, Jepang, 15 September 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Anak yang pertama kali merasakan gempa juga biasanya akan membicarakan pengalamannya itu berulang kali kepada siapa pun. Ada anak yang kemudian lebih sensitif terhadap getaran atau suara. Trauma gempa pada anak biasanya lebih lama hilang dibanding orang dewasa. Karena itu, luangkan waktu berbicara dengan anak-anak dan biarkan mereka mengajukan pertanyaan atau mendapat informasi yang positif dan obyektif sebanyak mungkin tentang gempa.

Selain itu, sebaiknya orang tua menjadi panutan anak-anak. Mereka akan melihat bagaimana cara menangani situasi ini dari orang tua. Jangan menunjukkan rasa panik yang berlebihan karena sikap ini justru membikin anak tambah ketakutan. Pulihkan kondisi psikologis anak dengan terus merawatnya serta memenuhi kebutuhan makan, minum, dan istirahat.

Satu hal yang juga penting adalah memberi tahu anak mengenai apa yang harus dilakukan apabila terjadi gempa susulan, terutama untuk anak-anak yang sudah tidur di kamar sendiri.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."