Curhat Ayu Dewi Jadi Ibu : Lelet Ditinggal Sang Waktu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ayu Dewi berfoto bersama suami, Regi Datau. Instagram

Ayu Dewi berfoto bersama suami, Regi Datau. Instagram

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ayu Dewi merasakan hidup yang berwarna setelah menjadi ibu. Punya dua anak dan mengurus segala kebutuhan mereka, plus suami, lantas bagaimana dengan kebutuhan Ayu Dewi sendiri?

Baca juga:
Cerita Ayu Dewi Saat Tantrum Anak Berakhir Indah

Ayu Dewi merasa waktu berjalan terlalu cepat sementara ia menjadi orang paling lambat. Ayu Dewi menceritakan bagaimana dia menghabiskan waktu bersama anak yang membuatnya terlupa kalau waktu terus berjalan. Contoh, Aqlan menangis lalu Ayu menyusuinya. Ketika Aqlan sudah tertidur, Ayu ganti menemani Aqilah mengerjakan tugas les. Baru selesai menemani Aqilah belajar, Aqlan menangis dan minta disusui lagi. Tak terasa sudah 2 jam berlalu.

Ayu Dewi bersama keluarga. Instagram

Momen lain, saat janjian dengan suami dan anak-anak bepergian di pagi hari. “Saya bangun lebih awal lalu membangunkan bapak dan anak-anak. Si bapak mandi lalu berdandan. Saya memandikan anak-anak lalu mendandani mereka. Setelah mereka bertiga siap dan wangi, saya malah belum apa-apa. Bapaknya bilang, 'Kok kamu belum siap?' Astaga! Saya belum mandi, belum memilih baju, belum bikin alis, aduh!” ucap Ayu Dewi.

Ayu Dewi paham betul tak ada sekolah untuk menjadi ibu ideal. Banyak teori maupun nasihat untuk menjadi ibu yang baik terdengar tapi pada akhirnya, setiap ibu menghadapi situasi berbeda. Ayu mengatakan pernah mendengar nasihat, punya anak perempuan lebih merepotkan ketimbang anak laki-laki. "Siapa bilang? Anak laki-laki itu seolah selalu haus. Jadi, stok ASI mesti melimpah. Saya selalu berdoa, semoga ASI saya melimpah," kata Ayu Dewi.

Ayu Dewi bersama keluarga. Instagram

Ayu Dewi lantas menyampaikan pesan dokter bagi pasangan yang punya anak laki-laki. Menurut dia, anak laki-laki justru membutuhkan lebih banyak sentuhan sejak dini. "Ayahnya harus rajin memeluk dan menimang. Padahal biasanya bapak-bapak suka gengsi menggendong anak cowok apalagi memeluk dan mencium. Alasannya, anak laki-laki harus kuat, jadi jangan terlalu sering disentuh. Itu salah,” ujar Ayu Dewi.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."