Harbolnas 2017, Cerita Kalap Belanja dan Kecele Diskon

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Harbolnas yang berlangsung pada Selasa, 12 Desember lalu menjadi momentum yang ditunggu banyak orang untuk berburu barang diskon. Pada satu hari itu saja, nilai transaksi tercatat lebih dari Rp 4 triliun. Angka ini belum termasuk sejumlah situs belanja online yang memperpanjang promosi Harbolnas sampai hari ini atau yang sudah memberikan program diskon Harbolnas jauh hari sebelum Selasa kemarin.

Baca juga:
Trik Cepat Transaksi Online di Harbolnas 2017
7 E-Commerce dengan Diskon Besar di Harbolnas 2017

Pada Harbolnas tahun ini, Rachma Tri misalnya, memburu aneka produk toko-toko online, yang ditawarkan dengan potongan harga cukup menggiurkan. Meski antusias, Rachma mengklaim cara belanjanya cukup bijak dan aman lantaran ada satu prinsip yang ia pegang.

Saat berbelanja online, kata dia, harus diterapkan prinsip ekonomi “ada harga ada barang”. “Sekarang saya selektif memilih toko online. Daripada diskon gede kualitas jelek, mending utamakan merek dulu, baru diskon," ujar konsultan komunikasi ini kepada Tempo.

Ilustrasi belanja online. Pexels.com

Sementara di tahun-tahun sebelumnya, Rachma memburu baju, peralatan dapur, atau sepatu, pada Harbolnas 2017 dia menghabiskan waktu dan dana untuk memburu diskon buku di salah satu toko online milik perusahaan penerbit besar. Toko itu memberi potongan harga 50 persen untuk semua jenis buku. "Seharian itu saya kalap pada buku. Untung masih kebagian," ujarnya tanpa merinci dana yang ia belanjakan.

Selain itu, Rachma menghabiskan dana lumayan besar untuk membeli tiket pesawat. Karena itu pula, tahun ini ia mengeluarkan dana lebih besar dibanding Harbolnas 2016. “Jika digabung dengan tiket pesawat, lebih besar sekarang. Tapi kalau di luar tiket, lebih besar tahun lalu.”

Namun tak semua pelaku belanja online happy saat Harbolnas. Raymundus Rinangga Widya, misalnya, mengaku kecele atas tawaran diskon 50 persen dari sebuah platform marketplace besar saat membeli suku cadang sepeda. “Ternyata tidak ada diskon dari penjual yang berdagang di marketplace itu,” ujarnya.

Ilustrasi pesta diskon/potongan harga/obral/belanja. Shutterstock

Ketua Panita Harbolnas 2017, Achmad Alkatiri, mengaku menerima banyak aduan tentang kecurangan pedagang online, termasuk diskon palsu. Dia mengklaim sudah mengirim tim untuk melacak pedagang yang curang.

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mengimbau masyarakat agar lebih teliti sebelum berbelanja, terutama dengan mengecek harga. Menurut dia, modus katrol harga atau diskon palsu paling sering dilakukan pedagang online dan konvensional dalam pesta promo semacam Harbolnas.

KARTIKA ANGGRAENI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."