Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ternyata Chemistry Belum Cukup Membuat Hubungan Lebih Bahagia, Lalu Apa Lagi?

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi pasangan berpegangan tangan. Foto: Freepik

Ilustrasi pasangan berpegangan tangan. Foto: Freepik

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak dari kita percaya bahwa chemistry yang kuat adalah kunci kebahagiaan dalam hubungan. Saat rasa suka muncul cepat, sinyal-sinyal “klik” seperti cocok secara fisik dan sering tertawa bersama tadi seolah jadi landasan utama. Namun, sebuah studi terbaru justru mengungkap bahwa chemistry hanyalah permulaan, ada faktor yang lebih dalam yang benar-benar menentukan kepuasan hubungan .

Lebih dari Sekadar Kecocokan Hobi

Studi dari Journal of Sex & Marital Therapy ini menganalisa dinamika antara preferensi kekuasaan seksual seperti dominasi, submissive, dan intim secara emosional bersama keyakinan tentang peran gender tradisional atau egaliter. Tim peneliti menggali tiga pola sikap yang muncul dari 325 peserta terapi pasangan.

1. Pemikir stereotip yang dominan

Kelompok kecil (hanya 3,7 persen persen) ini, mayoritas pria, menunjukkan preferensi seksual dominan dan pandangan peran gender yang sangat tegas.

2.Konflik karena emosional 

Sekitar 15,4 persen peserta, yang menginginkan keintiman lembut tapi percaya pada peran gender tradisional, ambivalen dan melaporkan kepuasan hubungan rendah karena mereka cenderung menghindari kedekatan emosional.

3. Fleksibel

Mayoritas peserta tergolong fleksibel, mereka memilih seks berdasarkan koneksi emosional dan berpandangan egaliter terhadap gender. Kelompok inilah yang mencatat tingkat kepuasan hubungan tertinggi.

Kunci Kebahagiaan

Faktanya, mereka yang memilih hubungan sehat secara emosional dan egaliter dalam peran gender menikmati kepuasan lebih tinggi. Hobi bersama saja tidak cukup; kuncinya ada pada nilai dasar dan pola kekuasaan yang setara . Dialog mendalam tentang nilai-nilai diri selama kencan bisa jadi lebih krusial daripada sekadar berbincang soal kopi bersama.

Penelitian ini bersifat alarm untuk mengevaluasi kembali prioritas saat membangun hubungan dengan pasangan. Chemistry memang bikin semangat, tapi tanpa kesamaan nilai dan rasa aman emosional, pasang surut hubungan bisa terasa berat.

"Penyelarasan nilai-nilai inti dapat membangun hubungan yang lebih kuat. Hobi dan minat bersama tidak akan dapat memberi kamu wawasan yang lebih baik," tulis peneliti. 

Diskusikan nilai-nilai dan visi hidup sejak awal hubungan, bukan menunggu sampai terbawa arus. Utamakan keintiman emosional dalam hubungan intim, bukan sekadar fisik. Jalani percakapan tentang peran dan kekuasaan dalam hubungan: apakah kamu nyaman dengan dinamika saat ini?

Kesimpulannya, chemistry hanyalah pintu awal. Kepuasan sejati datang ketika hubungan dibangun atas dasar nilai bersama, kesetaraan dalam peran, dan resonansi emosional yang dalam dengan pasangan. Jadi, untuk mencapai hubungan yang bahagia dan tahan lama, pastikan fondasinya bukan sekadar daya tarik permukaan saja.

Pilihan Editor: 7 Tips Membuat Hubungan Dewasa Semakin Intim

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement