GOOTO.COM, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan bahwa gangguan organisasi massa (ormas) di pabrik BYD yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, sudah dituntaskan. Pihak kementerian juga sudah berkomunikasi dengan perusahaan otomotif asal Cina tersebut, sekaligus mengecek agar permasalahan ini tidak terulang kembali.
"BYD menyatakan bahwa mereka bisa atasi. Kami harapkan itu tidak terjadi lagi, kami sudah komunikasi," kata Faisol, dikutip dari Antara pada hari ini, Rabu, 30 April 2025.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa permasalahan pada pembangunan pabrik BYD tersebut bukan karena ada tindakan premanisme, melainkan calo tanah. Soal isu premanisme, Dedi mengatakan bahwa itu berita lama dan kondisinya sekarang sudah sangat berbeda.
"Sebenarnya problem di Subang itu bukan premanisme tapi percaloan tanah. Ada beberapa pihak yang menguasai tanah, yang mungkin sudah di-DP dulu sama orang, kemudian dia menawarkan harga yang sangat tinggi. Ada katanya yang nawarin RP 20 juta per meter, ada Rp 10 juta per meter, dan Rp 5 juta per meter," kata Dedi.
Dirinya menekankan bahwa aksi premanisme ormas dalam pembangunan pabrik BYD itu sudah tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Sebab, Dedi mengklaim pihaknya sudah memberikan tindakan kepada ormas tersebut.
Artikel Terkait:
Soal Aturan TKDN, Wuling: Kami Masih Mengikuti Regulasi Sebelumnya
"Dicek deh, enggak ada lagi itu premanisme sekarang di sana, yang jualin Aqua saja sudah hampir enggak ada sekarang. Itu cerita lama saja, makanya yang diperlukan oleh kita itu tindakan. Jadi, kalau ada problem ambil tindakan, ada problem ambil tindakan," ucapnya.
Dedi menuturkan bahwa progres pabrik BYD berjalan dengan baik, termasuk izin akses tol yang telah dikeluarkan kementerian. Ke depannya, Dedi akan memfasilitasi berbagai pihak untuk kepastian investasi ini.
"Saya akan pertemukan antara pihak yang melakukan pembebasan tanah atas nama perusahaan dan kemudian warganya, mungkin minggu depan sudah kelar," ujar Dedi menjelaskan.
Penuntasan masalah premanisme ini juga diamini oleh Bupati Subang Reynaldi Putra Andita. Menurut dia, tindakan premanisme dalam proses pembangunan pabrik BYD di Subang sudah ditangani oleh kepolisian dari Polres Subang.
"Kemarin-kemarin memang sempat ramai saat kunjungan ke MPR ke Cina, ada laporan ke pihak BYD Cina bahwa masih marak premanisme Subang. Namun, setelah kami konfirmasi, kejadian itu sudah ditangani oleh Polres," ujar Reynaldi.
Pilihan Editor: Hasil MotoGP Spanyol 2025: Alex Marquez Juara, Quartararo Akhirnya Podium
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto