Mengenal Puasa Arafah: Niat dan Jadwal Berpuasa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Berikut beberapa kumpulan doa buka puasa dan artinya, di antaranya riwayat Mu'adz bin Zahrah dan riwayat Abdullah bin Umar. Foto: Canva

Berikut beberapa kumpulan doa buka puasa dan artinya, di antaranya riwayat Mu'adz bin Zahrah dan riwayat Abdullah bin Umar. Foto: Canva

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selain puasa Tarwiyah, masyarakat Muslim juga disunnahkan melakukan puasa Arafah sebelum 10 Dzulhijjah atau di Hari Raya Idul Adha. Mengutip dari islam.nu.or.id, puasa Arafah dilaksanakan pada hari Arafah, yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Bertepatan pada saat jama’ah haji melakukan wukuf di padang Arafah.

Puasa Arafah sangat dianjurkan kepada muslim yang tidak menjalankan ibadah haji. Pasalnya, mereka yang mengerjakannya akan mendapatkan ampunan dosa setahun yang telah lalu dan setahun lagi yang akan datang.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari. Adapun hadits tersebut antara lain: "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).  

Selain itu, puasa Arafah juga dianjurkan berdasarkan hadis nabi riwayat Imam Bukhari. Adapun hadis tersebut berbunyi "Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : 'Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa." (HR Bukhari).

Tak hanya itu, puasa Arafah juga memiliki banyak keutamaan sehingga termasuk ke dalam puasa sunah yang dianjurkan atau sunnah muakkad. Mengutip dari ldiisurabaya.org, keutamaan puasa ini berupa pembebasan dari api neraka. Sebagian ulama berpendapat bahwa pembebasan dari neraka pada hari Arafah diberikan Allah bukan hanya kepada jamaah haji yang sedang wukuf, melainkan kaum muslimin yang tidak sedang menjalankan haji.

Oleh sebab itu, seperti dijelaskan dari uin-alauddin.ac.id, puasa pada hari ‘Arafah dianjurkan supaya mereka turut merasakan nikmat yang dirasakan para jamaah haji saat menjalankan ibadah di tanah suci.

Namun demikian, bagi mereka sedang melaksanakan haji, maka hukumnya diperbolehkan berpuasa ataupun tidak. Ketentuan ini merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw yang tidak berpuasa ketika wukuf di Arafah. Sementara itu, istri nabi sendiri, Aisyah r.a. berpuasa ketika sedang melaksanakan ibadah tersebut.

Puasa Arafah tidak jauh berbeda dengan ibadah puasa biasa. Perbedaannya hanya terletak pada niat puasa Arafah. Mengutip dompetdhuafa.org, adapun niat puasa tersebut sebagai berikut.

Niat puasa Arafah

Nawaitu Shouma Arofah Sunnatan Lillahi Ta’aala
Artinya, “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala“.

Sama seperti puasa pada umumnya, puasa arafah dimulai dengan niat puasa, yang kemudian disunahkan untuk makan sahur. Kemudian menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu maghrib tiba.

Kendati demikian, lantaran adanya perbedaan penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dengan ketetapan pemerintah setempat.

Jika salat Idul Adha ditetapkan pada Senin, 17 Juni 2024, maka puasa Arafah dilakukan hari Minggu, 16 Juni 2024. Semoga informasi ini bermanfaat.

Pilihan Editor: Cerita Buka Puasa di Jalanan Dubai, Tradisi Puluhan Tahun

KHUMAR MAHENDRA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."