10 Cara Menerapkan Batasan dengan Keluarga

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi keluarga. Foto: Freepik.com/Pressfoto

Ilustrasi keluarga. Foto: Freepik.com/Pressfoto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam relationship kali ini, kita mengulas batasan dengan keluarga. Batasan atau boundaries berperan penting dalam hubungan apa pun termasuk keluarga. Batasan memberi sinyal kepada orang-orang di sekitar kita siapa diri kita. 

"Batasan merupakan pengingat bahwa kita adalah orang yang berbeda dengan kebutuhan dan tingkat kenyamanan yang berbeda," kata Elizabeth Earnshaw, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dikutip dari laman Purewow, 7 Juni 2024.

Dalam suatu hubungan, batasan menentukan bagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain dan apa yang ingin kita lakukan. Kemampuan untuk mengekspresikan batasan Anda baik secara proaktif  atau secara responsif bisa membantu hubungan baik dengan keluarga.

1. Validasi Emosi 

“Memvalidasi, atau mengomunikasikan bahwa pengalaman orang lain adalah nyata dan valid, adalah strategi yang sangat efektif untuk membantu meredakan emosi yang kuat dan menurunkan sikap defensif bahkan sebelum menetapkan batasan Anda,” ucap Kibby McMahon, psikolog klinis, pemilik studio kebugaran, dan yogi.

“Bahkan pengakuan sederhana dan tulus atas perasaan mereka bisa sangat bermanfaat,” katanya.

Mengatakan hal-hal seperti, “Aku paham betul kalau kamu sedang kesal, dan masuk akal kalau kamu merasa seperti itu” atau “Aku paham kalau kamu merasa diabaikan akhir-akhir ini” akan memastikan anggota keluarga Anda tahu bahwa Anda malah mendekatinya dengan empati.

“Cobalah menghindari komentar yang meremehkan seperti 'Kamu gila' atau 'Tenang, tidak ada yang salah!'” ucapnya,

2. Nyatakan Permintaan Aktif dan Spesifik

Daripada berbicara secara generalisasi, mintalah sesuatu yang spesifik agar anggota keluarga Anda dapat melakukan hal yang berbeda. “Bahkan jika Anda menetapkan batasan, orang akan lebih mudah mengajukan permintaan untuk melakukan sesuatu daripada tidak melakukan sesuatu,” kata McMahon.

Dia mencatat bahwa penting untuk memperjelas apa yang Anda minta, sehingga tidak ada ruang untuk kebingungan.

“Rangkailah perilaku yang Anda minta dalam istilah yang sangat objektif. Misalnya: ‘Bisakah Anda hanya mengirim pesan kepada saya setelah saya selesai bekerja pada hari kerja, setelah jam 5 sore?’" ucapnya. Dengan permintaan yang  objektif dan spesifik seperti itu, akan jelas bagi kedua belah pihak apakah dia melakukan apa yang Anda minta

3. Berucap dengan Bijak

Sering kali, salah satu anggota keluarga yang perlu diingatkan akan batasannya hanya berusaha membantu atau menunjukkan bahwa mereka peduli. Sebagai imbalan karena menghormati keinginan Anda, beri tahu mereka perubahan atau hasil positif jika mereka memenuhi permintaan Anda.

“Mengubah kebiasaan atau perilaku kita bisa jadi sulit, jadi soroti manfaat dari upaya untuk menghormati batasan Anda,” kata McMahon.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara yang sederhana seperti menjelaskan secara eksplisit bagaimana perasaan Anda. Contohnya, jika Anda mengirimi saya pesan setelah saya selesai bekerja setelah pukul 5 sore, stres dan kewalahan saya akan berkurang ketika saya membalasnya, atau setelah pukul 5 sore dapat melakukan FaceTime atau melakukan percakapan telepon alih-alih hanya mengirim pesan.

4. Batasan Proaktif

Earnshaw menyebutkan dua jenis batasan spesifik yang penting untuk ditetapkan. Tipe pertama, batasan proaktif adalah batasan yang membuat orang mengetahui terlebih dahulu di mana letak batasnya.

“Misalnya, Anda mungkin memberi tahu orang-orang berapa lama Anda bisa berada di sebuah pesta bahkan sebelum Anda tiba atau memberi tahu orang-orang tentang topik percakapan yang terlarang bagi Anda sebelum Anda pergi ke makan malam liburan keluarga,” katanya.

Contohnya seperti, "Saya sangat bersemangat untuk pesta malam ini! Sekadar informasi, saya hanya bisa tinggal sampai pukul 10 malam, atau "Sebelum saya bertemu semua orang, saya akan menghargai jika kita tidak membicarakan tentang program bayi tabung saya. Itu adalah topik yang sensitif saat ini".

5. Batasan Responsif

Di sisi lain, batasan responsif adalah batasan yang kita tetapkan ketika seseorang melakukan sesuatu yang melanggar batasan proaktif tersebut. Misalnya, setelah memberi tahu semua orang bahwa Anda tidak ingin membicarakan program bayi tabung, mereka tetap memilih untuk membicarakannya dengan Anda. Saat menghadapi kondisi tersebut, lakukan batasan responsif seperti, "saya tidak ingin membicarakan hal ini sekarang".

6. Ambil Waktu Menenangkan Diri

Konfrontasi dalam bentuk apa pun bisa menimbulkan stres, dan terkadang di saat yang panas, kita menjadi kewalahan dan akhirnya memperburuk keadaan. “Meluangkan waktu untuk menenangkan diri dapat membantu mencegah konflik dan berkomunikasi ketika semua orang sudah lebih tenang,” kata McMahon.

Dia menjelaskan bahwa meskipun meminta ruang untuk menyatukan pikiran adalah hal yang wajar, akan sangat membantu jika Anda memberikan jangka waktu yang jelas kapan Anda ingin melakukan percakapan, sehingga orang lain tidak akan terkejut di kemudian hari.

Cara mudah untuk melakukannya adalah dengan mengatakan, “Saya rasa kita sedang sedikit memanas dan akan membantu jika saya bisa menenangkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan percakapan ini. Saya akan istirahat selama 30 menit dan kemudian kita bisa melanjutkan pembicaraan.”

7. Buat Poin-poin Pembicaraan

Untuk menghindari kebingungan, tersandung kata-kata, atau melupakan beberapa poin pembicaraan utama selama percakapan tentang batasan, tuangkan garis besar apa yang ingin Anda katakan sebelumnya dan berlatih dengan suara keras di depan cermin bisa membantu atau apa pun yang membantu Anda. Dengan begitu, meskipun Anda sedang sibuk dengan momen tersebut, Anda sudah siap untuk menyampaikan keseluruhan maksud Anda.

8. Usahakan Jangan Membuka Luka Lama

Jika keadaan memanas, kita akan mudah untuk melanjutkan pertengkaran lama atau pola perilaku yang serupa dengan masalah yang ada saat ini (misalnya, “Kamu selalu melakukan ini!”). Namun McMahon menekankan bahwa mengungkit masa lalu hanya akan meningkatkan konflik dan mengalihkan perhatian Anda berdua dari batasan yang saat ini Anda coba tetapkan.

9. Hindari Masuk ke Mode Serangan

Ketika Anda merasa frustrasi dan sepertinya Anda tidak dapat memahami anggota keluarga, Anda bisa dengan mudah bersikap menyerang. Ini berlawanan dengan intuisi.

“Kritik terhadap karakter anggota keluarga hanya akan membuat perpecahan di antara kalian berdua. Menyerang kepribadian, kecenderungan, nilai-nilai atau keinginannya akan membuat mereka merasa diremehkan dan kecil kemungkinannya mereka akan mendengarkan Anda,” kata McMahon.

Jika Anda merasa hampir mengkritik karakternya, jeda pembicaraan dan istirahatlah.

10. Pastikan Anda Menghormati Batasan Mereka

Ketika Anda menerapkan batasan, lakukan hal yang sama kepada orang lain. Anda tidak bisa mengharapkan keluarga Anda menghormati batasan Anda jika Anda tidak menghormati batasan mereka.

Mulai dari berdialog secara terbuka dan jujur mengenai batasan yang telah ditetapkan oleh anggota keluarga hingga menahan keinginan untuk bersikap getir terhadap batasan yang sudah ditetapkan.

Batasan sangat penting dalam hubungan apa pun. Dengan membuat kebutuhan Anda diketahui, orang lain mempunyai peluang untuk berinteraksi dengan Anda secara sukses. Dengan adanya batasan mengurangi kebencian dan membuat komunikasi menjadi jelas. Pada dasarnya, dengan menetapkan batasan dengan keluarga, Anda menyiapkan diri sendiri dan orang yang Anda cintai untuk sukses.

Pilihan Editor: 5 Mitos Soal Batasan dalam Hubungan

PUREWOW

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."