Selena Gomez hingga Taylor Swift Kehilangan Followers Akibat Blockout 2024: Aksi Blokir Selebritas yang Bungkam soal Gaza

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Taylor Swift. Foto: Instagram/@taylorswift

Taylor Swift. Foto: Instagram/@taylorswift

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Media sosial tengah diramaikan soal gerakan Blockout 2024. Aksi ini mendesak pengguna untuk memblokir akun selebritas yang tetap bungkam mengenai krisis kemanusiaan di Palestina. Dalam beberapa kasus, ada juga artis yang mengklaim dukungan terhadap perang tersebut.

Orang-orang di seluruh dunia mengungkapkan rasa frustrasi terhadap para selebritas karena tidak menyadari dan tidak menggunakan pengaruh mereka untuk menarik perhatian terhadap situasi mengerikan di Gaza.

Para pengguna media sosial yang terorganisir membagikan daftar selebritas untuk diblokir, yang menyebabkan hilangnya pengikut beberapa tokoh masyarakat secara signifikan di Instagram dan platform lainnya, menurut Social Blade, situs analisis media sosial yang berbasis di Amerika Serikat.

Di antaranya adalah penyanyi dan aktris Selena Gomez, penyanyi dan aktris Zendaya, pemengaruh media sosial Kim Kardashian dan sang adik Kylie Jenner yang kehilangan ratusan ribu bahkan jutaan pengikut baik di Instagram dan X.
Selain itu ada juga penyanyi Beyonce dan Rihanna serta pencipta lagu dan penyanyi Billie Eilish yang kehilangan 1,1 juta pengikut di Instagram.

Apa tujuan Blockout 2024?

Berbagai pengguna TikTok, Instagram dan X telah mulai mengedarkan daftar selebritas dan bisnis mereka yang akan diblokir. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengurangi penghasilan yang diperoleh para selebriti melalui iklan di platform media sosial.

Bermula dari Met Gala 2024

Zendaya berpose di Met Gala, yang merupakan gala penggalangan dana tahunan yang diadakan untuk kepentingan Metropolitan Museum of Art's Costume Institute dengan tema tahun ini 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' di New York City, New York, AS, 6 Mei 2024. Zendaya mengenakan gaun berbahu satu ini menampilkan rok terompet panjang yang dilapisi garis diagonal berwarna biru royal dan hijau zamrud. REUTERS/Andrew Kelly

Gerakan Blockout dipicu oleh Met Gala tahun ini, yang berlangsung di New York pada 6 Mei. Para pengguna media sosial merasa kesal ketika foto-foto para selebritas yang berpakaian mewah muncul di dunia maya pada acara penggalangan dana tahunan tersebut untuk Costume Institute di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat.

Mereka menunjukkan bahwa beberapa selebritas ini tidak pernah membuat pernyataan online atau berbicara tentang perang yang terus berlanjut di Gaza, di mana pengeboman tanpa henti oleh Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Momen “biarkan mereka makan kue”

Pada 7 Mei, sebuah video muncul yang menampilkan influencer TikTok, Haley Kalil, yang menyanyikan lirik "biarkan mereka makan kue", di luar acara Met Gala. Kalil memiliki 9,9 juta pengikut di akun TikTok-nya @haleyybaylee.

Kata-kata yang terkenal itu, yang sering dikaitkan dengan Marie Antoinette, ratu Prancis selama Revolusi Prancis, dalam imajinasi populer menjadi identik dengan kaum elite yang begitu terputus dengan kehidupan warga negara yang bahkan tidak dapat menemukan roti, sehingga mereka menyarankan kue sebagai alternatif.

Video Kalil memicu kemarahan karena latar belakang krisis kelaparan di Gaza. Ketidakcukupan makanan telah meningkat selama tujuh bulan perang.

Hanya dua hari sebelum Met Gala, pada tanggal 4 Mei, Cindy McCain, kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan dalam sebuah wawancara berita bahwa Gaza utara mengalami "kelaparan besar-besaran".

Para pengguna di dunia maya kini mulai menyebut pemblokiran sebagai "digitine" atau guillotine digital, mengacu pada referensi Revolusi Prancis.

Kalil mengeluarkan sebuah video permintaan maaf pada 10 Mei di akun TikTok-nya. Ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki undangan resmi untuk menghadiri Met Gala dan terlibat dalam acara tersebut hanya sebagai pembawa acara untuk E! News.

Dia membenarkan penggunaan audio tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah audio yang sedang tren di TikTok.

"Saya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membicarakannya dengan cara yang bermakna atau mendidik," katanya dalam video permintaan maaf tersebut dalam menanggapi pertanyaan tentang mengapa ia tidak berbicara tentang apa yang terjadi di Gaza. Dia tidak menyebut "Palestina", "Gaza" atau "Israel" dalam video tersebut.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."