Khofifah Indar Parawansa Inisiasi Pembentukan Komite Perempuan Indonesia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menginisiasi terbentuknya Komite Perempuan Indonesia. Hal itu dia sampaikan pada saat acara halal bihalal PP Muslimat NU di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024.

Dalam unggahannya di Instagram, Khofifah mengatakan pihaknya merekomendasikan lahirnya Komite Perempuan Indonesia untuk perdamaian dunia. "Perempuan-perempuan Indonesia menjadi kekuatan di dunia, bahwa perempuan Indonesia akan menggugah dunia karena kita membutuhkan suasana dunia yang aman, nyaman, dan tentram. Jadi referensi kemanusiaan yang hidup dalam damai, aman, tentram, dan sejahtera," tutur Khofifah pada keterangan fotonya.

Dia mengungkapkan Komite Perempuan Indonesia ini akan berada dalam koordinasi Kongres Wanita Indonesia atau disingkat Kowani. Khofifah berharap komite ini dapat ditembuskan ke Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk menyampaikan pesan tersebut.

Khofifah juga mengajak tokoh perempuan lainnya untuk melancarkan proses pembentukan komite ini. "Ibu Yenny Wahid sebagai ketua Hubungan Luar Negeri PP Muslimat NU kami mohon membantu koneksitas dengan Sekjend PBB bersama tokoh perempuan lain. Bu Menlu, Gus Menag, dan Bu Meneg PPA semoga berkenan membersamai ikhtiar ini. Salam damai untuk dunia. Jakarta, Sabtu (4/5)," ucap Khofifah.

Pilihan Editor: Mengenal Lebih Dekat Khofifah Indar Parawansa, Aktif di Politik sejak Tahun 90-an

INSTAGRAM

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."