8 Alasan Mengapa Anda Mati Rasa setelah Putus Cinta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita patah hati atau putus cinta. Freepik.com

Ilustrasi wanita patah hati atau putus cinta. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang tak merasakan apa pun alias mati rasa setelah putus cinta. Setelah membayangkannya sebagai hal yang paling menyakitkan di dunia, beberapa orang terkejut karena tidak merasakan kesedihan, kemarahan, atau emosi luar biasa lainnya yang muncul setelah berakhirnya hubungan asmara? Beberapa orang mungkin merasa hal ini tidak biasa, namun menurut para ahli kesehatan mental, ini adalah salah satu efek samping paling umum dari putus cinta dan bisa berarti banyak hal.

"Putus cinta adalah hal yang sulit bagi kebanyakan orang! Kita tahu ada orang-orang berkepala dingin di luar sana yang selalu tenang dan terkendali, dan putus dengan seseorang tidak mengganggu mereka. Namun, putus cinta bisa sangat memilukan dan membuat kita merasa mati rasa di dalam hati," kata psikoterapis kehidupan dokter Chandni Tugnait dikutip dari Hindustan Times, Jumat, 3 Mei 2024.

"Dampak emosional akibat putus cinta dapat terwujud dalam cara yang paling tidak terduga. Meskipun kesedihan dan kemarahan adalah perasaan normal setelah putus cinta, mati rasa adalah reaksi yang umum namun kurang dihargai," ucap dokter Chandni.

Berikut alasan mengapa Anda mati rasa setelah putus cinta.

1. Pertahanan Psikologis

Mati rasa bisa menjadi upaya pikiran untuk melindungi diri dari penderitaan emosional yang akut. Saat dihadapkan pada situasi yang sangat traumatis, seperti putus cinta, otak mungkin akan menutup atau menekan emosi tertentu untuk sementara waktu sebagai teknik pertahanan diri. Mati rasa emosional ini memungkinkan Anda untuk bekerja dan menjalani hari sampai Anda siap menghadapi patah hati.

2. Emosi Berlebihan

Di sisi lain, mati rasa mungkin disebabkan oleh kelelahan emosional. Perasaan bergejolak yang menyertai putus cinta bisa begitu kuat dan tiada henti, sehingga Anda akhirnya merasa lelah dan menutup diri secara emosional. Bayangkan putus asa karena lonjakan kekuatan emosional. Mati rasa memungkinkan jiwa Anda untuk mengatur ulang sebelum mengalami perasaan kuat itu lagi.

3. Gagal Berduka

Jika Anda terus mengidealkan mantan atau hubungan Anda, mati rasa bisa muncul ketika Anda gagal untuk cukup berduka atas kehilangan tersebut. Mengidolakan suatu hubungan membuat Anda tidak bisa menerima dan menghadapi kenyataan bahwa hubungan itu sudah berakhir. Mati rasa mungkin merupakan pengganti disfungsional yang mencegah Anda mengalami hubungan berakhir sepenuhnya.

4. Dampak Penolakan Jangka Panjang

Putusnya hubungan bisa menjadi pukulan telak bagi ego dan harga diri seseorang. Penolakan dan hilangnya hubungan sangat menyakitkan. Mati rasa dapat berkembang sebagai cara disfungsional untuk mengatasi agar tidak mengalami dampak psikologis penuh karena "dicampakkan".

5. Respons Trauma

Jika perpisahan itu sangat traumatis, kompleks, atau melibatkan pelecehan emosional, mati rasa bisa jadi merupakan respons traumatis yang tidak disadari. Disosiasi emosional ini mungkin mengurangi dampak situasi yang menyusahkan secara psikologis, dan berfungsi sebagai teknik penanggulangan pasca-trauma.

6. Enggan Menghadapi Kenyataan

Ambivalensi mengenai hubungan di masa depan dapat menyebabkan ketakutan akan ditinggalkan. Sebagai bentuk pertahanan diri, Anda mungkin secara tidak sadar membangun keengganan terhadap pengalaman emosional yang intens. Mati rasa melindungi dari kerentanan dan potensi patah hati.

7. Anda Tidak Hadir secara Sadar

Mati rasa setelah putus cinta bisa disebabkan oleh kegagalan Anda untuk hadir secara sadar, bukan karena keadaan putusnya hubungan itu sendiri. Jika Anda kesulitan berfokus pada masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan, Anda tidak akan mampu memproses perasaan saat ini terkait kehilangan tersebut.

8. Menahan Diri secara Emosional

Strategi alami beberapa orang untuk mengatasi masalah adalah dengan mengendalikan emosi mereka. Jika Anda berjuang dengan kerentanan dan menyembunyikan perasaan Anda, mati rasa setelah putus cinta bukanlah hal yang aneh.

Jika Anda merasa mati rasa setelah putus cinta, bersabarlah pada diri sendiri. Mati rasa kemungkinan besar akan memudar seiring berjalannya waktu saat Anda berduka dan sembuh. Namun, jika mati rasa berlangsung selama berbulan-bulan atau menghambat fungsi Anda, Anda perlu mencari bantuan profesional untuk memproses putusnya hubungan tersebut dengan cara yang sehat dan adaptif.

Pilihan Editor: Yang Terjadi pada Otak saat Putus Cinta, Amigdala Aktif hingga Korteks Prefrontal Menurun

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."