Mengulik 4 Jenis Laser untuk Kulit beserta Manfaatnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Mengenal Perawatan Kulit Wajah dengan Teknologi Laser Rejuvenation. Depositphotos

Mengenal Perawatan Kulit Wajah dengan Teknologi Laser Rejuvenation. Depositphotos

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas perawatan atau treatment laser kulit semakin meningkat. Prosedur kecantkan ini dikenal sebagai salah satu solusi efektif untuk masalah kulit seperti kerutan, jaringan parut, masalah pigmentasi, dan rambut yang tidak diinginkan. Namun, dengan begitu banyak jenis dan pilihan yang tersedia, mencari tahu jenis laser mana yang dibutuhkan bisa jadi membingungkan. Yuk, kita ketahui bersama jenis-jenis laser, manfaat, siapa yang membutuhkannya, hingga efek sampingnya.

Apa Itu Laser?

Laser merupakan perawatan yang mengarahkan sinar cahaya pendek, terkonsentrasi, dan berdenyut pada ketidakteraturan kulit untuk meningkatkan pertumbuhan kolagen dan menghilangkan lapisan kulit. Laser digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah kulit mulai dari bekas jerawat dan tato, hiperpigmentasi, garis-garis halus, dan kerutan. Namun tidak semua laser diciptakan sama, dan Anda pasti ingin memastikan bahwa Anda menemukan perawatan yang tepat untuk kulit Anda sebelum melakukan paparan cahaya.

Jenis-jenis Laser

1. Perawatan Laser Ablatif

Perawatan ini meningkatkan warna dan tekstur kulit serta pengurangan garis-garis halus dan kerutan, menurut Adam Kolker, ahli bedah plastik bersertifikat di New York dan Associate Clinical Professor of Surgery di Icahn School of Medicine di Mount Sinai. Laser ablatif juga sering digunakan untuk mengobati kutil, bekas luka, dan masalah membandel lainnya.

Diperkirakan waktu pemulihan sekitar tujuh hari, dengan kemerahan yang mungkin bertahan hingga dua minggu. Perawatan laser ablatif sejauh ini paling efektif dalam mengurangi garis-garis halus dan kerutan serta menyeimbangkan atau menghilangkan perubahan warna kulit.

Dari segi efektivitas, laser ablatif di posisi teratas. "Laser Karbon Dioksida (CO2) umumnya memerlukan jumlah perawatan paling sedikit untuk mencapai perbaikan yang signifikan," kata dokter Kolker dikutip dari Brydie.

2. Perawatan Laser Non-Ablatif

Perawatan ini bisa mengatasi perubahan warna kulit termasuk melasma, bintik hitam, bintik-bintik, dan bentuk hiperpigmentasi.

"Laser ini menembus epidermis dalam pola fraksinasi, yang berhubungan dengan waktu henti yang jauh lebih singkat. Waktu henti setelah laser fraksional, seperti Fraxel, jauh lebih singkat dan jauh lebih ringan dibandingkan perawatan laser ablatif. Pasien akan tampak seolah-olah mereka mengalami sengatan matahari, perubahan warna ringan, atau bengkak ringan selama tiga hingga lima hari," kata dokter Kolker.

Dari segi efektivitas, dokter Kolker mengatakan laser non-ablatif sangat efektif dalam memulihkan peremajaan dan kecantikan kulit. Meskipun demikian, dia juga menjelaskan bahwa laser fraksional non-ablatif sering kali memerlukan beberapa perawatan untuk mendapatkan hasil yang paling efektif.

Ada dua panjang gelombang laser, yaitu laser fraksional 1550nm efektif dalam mengatasi garis-garis sangat halus pada wajah, leher, tangan, dan kulit serta meningkatkan kesehatan kulit secara umum. Laser dengan panjang gelombang 1927 efektif dalam mengatasi perubahan warna kulit.

3. Broad-Band Light atau Intense Pulsed Light

Menurut dokter Kolker, prosedur kecantikan ini sangat baik untuk meningkatkan keseimbangan warna di kulit dengan mengurangi area kemerahan atau hiperpigmentasi. Laser jenis ini dimaksudkan untuk mengembalikan kulit awet muda dan bercahaya. Perawatan ini pada dasarnya hanyalah "ledakan" cahaya singkat.

Dari segi efektivitas, meskipun waktu henti yang minimal, beberapa perawatan sering kali diperlukan.

4. Modalitas Energi Lainnya (Frekuensi Radio, Ultrasound, dan Perawatan Energi Termal)

Perawatan laser ini menargetkan kekencangan, elastisitas, dan kekenyalan kulit. Ini adalah spektrum lain dari modalitas perawatan energi yang bukan berbasis sinar laser yang juga efektif dalam meremajakan kulit, termasuk jarum mikro frekuensi radio, ultrasound, dan teknologi berbasis termal,” jelas Kolker.

"Meskipun perawatan ini mempunyai efek sementara atau jangka panjang terhadap kekencangan kulit, namun pengaruhnya kecil terhadap warna," ucap dokter Kolker. Jadi, jika Anda ingin mengatasi masalah seperti hiperpigmentasi, ini salah satu perawatan lain lebih cocok untuk Anda.

Jenis Masalah Kulit yang Dapat Diatasi dengan Perawatan Laser

Perawatan laser dapat mengatasi berbagai masalah kulit, antara lain:

- Garis-garis halus dan kerutan

- Warna dan tekstur kulit tidak merata

- Kerusakan akibat sinar matahari dan bintik-bintik penuaan

- Bekas jerawat

- Hiperpigmentasi

- Rosacea

- Lesi pembuluh darah seperti kapiler pecah

- Penghapusan tato

- Penghilang rambut

Biaya Perawatan Laser

Menurut American Society of Plastic Surgeons, biaya rata-rata adalah USD2.509 atau hampir Rp40 juta (berdasarkan kurs saat artikel tayang) untuk ablatif dan USD1.445 atau mencapai Rp23 juta untuk non-ablatif. Biayanya akan sangat tergantung pada perawatan yang Anda pilih, serta lokasi geografis Anda. Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan rincian biaya yang lebih menyeluruh.

Efek Samping Perawatan Laser

Efek samping dari perawatan laser termasuk kemerahan, bengkak, gatal, jerawat, infeksi, dan terkadang jaringan parut, menurut Mayo Clinic. Pastikan Anda mengikuti saran dokter tentang perawatan setelahnya dan mendiskusikan riwayat kesehatan pribadi Anda untuk mengetahui apakah Anda rentan terhadap efek samping tertentu.

Meskipun perawatan laser kulit pada umumnya aman bila dilakukan oleh praktisi yang berkualifikasi, penting untuk menyadari bahwa ada risiko yang terkait dengan prosedur ini. Ini mungkin termasuk potensi efek samping yang disebutkan di atas.

Di halaman selanjutnya, mengulik masa pemulihan hingga berapa hasil laser bertahan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."